Banyak produsen komponen penting di Jepang yang berbasis di daerah timur laut yang terparah, dimana fasilitas rusak akibat gempa bumi 9,0 skala Richter pada 11 Maret atau tergenang oleh gelombang raksasa setelah gempa.
Toyota telah mengumumkan gangguan produksi dalam negeri dan di Amerika Serikat, Uni Eropa, China dan Australia karena krisis, menutup sementara beberapa pabrik atau menjalankan mereka dengan setengah kapasitas atau kurang. Pada Jumat pihaknya juga mengatakan akan mengurangi produksi di Thailand.
Pembuat mobil terbesar di dunia itu mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa "produksi global akan mulai bejalan secepatnya Juli di Jepang dan Agustus di Amerika Utara, dengan semua model kembali ke produksi normal pada November atau Desember 2011".
"Untuk semua pelanggan yang membuat keputusan untuk membeli kendaraan yang dibuat oleh kami, Saya dengan tulus minta maaf atas keterlambatan yang sangat besar dalam pengiriman," kata Presiden Toyota Akio Toyoda di sebuah konferensi pers di Jepang.
Ditanya tentang kemungkinan pengaruh pada lini bawah raksasa mobil, Toyoda hanya mengatakan: "Kami belum memberikan komentar tentang dampak terhadap keuntungan kami. Kami ingin memberitahu Anda pada waktu yang tepat."
Toyota mengakhiri kekuasaan 77-tahun General Motors sebagai pembuat mobil terbesar dunia pada 2008, tetapi sejak itu raksasa Jepang telah menghadapi dampak krisis ekonomi global, krisis penarikan besar-besaran karena alasan keamanan dan yen yang kuat.
Kepala perusahaan berbicara tentang dampak terburuk bencana Jepang pasca-perang dunia pada perusahaan dan pembuat komponen dalam rantai pasokannya.
"Segera setelah gempa, Toyota, seperti orang lain, mengirim pegawainya ke zona bencana untuk bergabung dengan pabrik-pabrik kami, dealer dan pemasok untuk mengambil langkah-langkah ke arah pemulihan," katanya.
"Saya juga mengunjungi daerah yang terkena beberapa kali. Saya melihat usaha orang tangan pertama,. Dan saya dipenuhi dengan keyakinan bahwa kerja keras mereka akan memungkinkan pemulihan produksi lebih cepat."
Dia berjanji: "Seluruh perusahaan kami berkomitmen untuk memecahkan masalah sebelum kita, sehingga kita dapat mencapai pemulihan produksi bahkan satu hari lebih cepat."
Pabrik-pabrik Toyota Jepang sekarang bekerja di kapasitas 50 persen dan orang-orang di Amerika Utara pada 30 persen karena kekurangan pasokan komponen.
Perusahaan itu mengatakan berencana untuk melanjutkan pengadaan komponen dari pemasok yang sama, tetapi juga akan mempertimbangkan mengganti komponen dari perusahaan lain.
Para pembuat mobil mengatakan, ada sekitar 150 komponen baru sekarang mempengaruhi produksi kendaraan baru - terutama elektronik, karet dan yang terkait cat. Namun, penggantian komponen (suku cadang) untuk layanan purna jual dan perbaikan tersedia, katanya.(*)
(T.A026/A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Copyright © ANTARA 2011