Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mengungkapkan bahwa Peraturan Presiden (PERPRES) no 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan memiliki tiga aspek penting di dalamnya.

"Perpres no 55 tahun 2019 ini memiliki tiga aspek yang harus dipahami bersama, seperti aspek lingkungan dan konservasi, efisien dan ketahanan energi lalu yang ketiga adalah peningkatan kapasitas industri dan juga kemampuan daya saing," kata Moeldoko pada acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021, di Serpong, Rabu.

Pada aspek yang pertama, dia mengatakan bahwa aspek lingkungan dan konservasi ini menjadi isu yang penting bagi para industri yang bermain di ranah energi kendaraan listrik.

Aspek lingkungan dari Perpres no 55 tahun 2019 menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi industri yang bermain di ranah listrik kendaraan roda dua maupun roda empat.

"Sebagaimana komitmen Indonesia, untuk menjaga emisi menekan karbon CO2 pada tahun 2030 menuju pada 29 persen. Pemerintah Indonesia memiliki semangat yang sangat kuat untuk menekan emisi gas buang pada 2060 nol persen," kata dia.

Dia juga melanjutkan bahwa, aspek yang kedua yakni efisiensi dan ketahanan energi juga tidak kalah pentingnya untuk mempercepat kehadiran kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini untuk menekan konsumsi BBM yang mencapai 1.8 juta barel per hari.

"Kita baru bisa memproduksi sekitar 700.000 barel, kita masih impor kurang lebih 60 persen. Selanjutnya, kalau ini dibiarkan dan kita tidak segera menuju mengembangkan mobil listrik maka semakin tidak beres karena kebutuhan energi akan semakin meningkat," ucap dia.

"Dengan Hadirnya transisi energi, maka itu sungguh akan bisa membuat Indonesia lebih efisien," tambah dia.

Dalam aspek yang ketiga adalah untuk lebih menekan daya saing global yang mumpuni, agar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara maju untuk mengedepankan kendaraan listrik. Di mana pada kendaraan konvensional Indonesia hanya menjadi market.

"Dengan adanya transisi ke mobil listrik ini, harapannya akan jadi lompatan besar di industri ini. Kalau dengan cara combustion engine kita sudah ketinggalan. Tapi, dengan adanya mobil listrik ini, Indonesia masih bisa bersaing dan belum ketinggalan, kalau kita saling berkolaborasi kita yakin akan bisa," kata dia.

Kendaraan listrik memang menjadi isu yang sangat gencar untuk diperbincangkan. Dengan begitu, pemerintah dan juga industri terkait harus saling berkolaborasi untuk menghadirkan fasilitas penunjang yang bisa meyakinkan masyarakat untuk merubah kebiasaan masyarakat yang gemar menggunakan kendaraan konvensional.


Baca juga: KSP: Dukungan Pertamina dan BPPT untuk kendaraan listrik patut ditiru

Baca juga: Moeldoko yakin Indonesia jadi pemain utama industri kendaraan listrik

Baca juga: Moeldoko ajak perbankan dukung percepatan program kendaraan listrik
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021