Jakarta (ANTARA) - Perekonomian yang mulai bangkit pada semester I tahun 2021, membuat perusahaan pembiayaan PT Adira Finance mencatatkan hasil positif dengan meraih peningkatan pembiayaan baru sebesar 17,3 persen menjadi Rp11,8 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu.

Hal itu sejalan dengan berkembangnya industri otomotif Indonesia yang berhasil tumbuh di semester I berkat PPnBM, aktivitas ekonomi yang mulai membaik, dan efek penjualan selama Ramadhan-Lebaran.

Pada semester I, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat pertumbuhan 33,5 persen y/y dan 23 persen y/y menjadi 388 ribu unit dan 2,4 juta unit jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Secara rinci, pertumbuhan kendaran baru sebesar 30,1 persen y/y, kemudian diikuti segmen pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor baru masing-masing sebesar 23,4 persen y/y dan 13,3 persen y/y.

Baca juga: Adira Finance genjot inovasi digital di 2021

Di sisi lain, piutang yang dikelola perusahaan masih tercatat menurun sebesar 18,1 persen  y/y menjadi Rp41,3 triliun pada Semester I/2021 yang disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi.

Hingga saat ini, perusahaan terus memberikan restrukturisai kepada nasabah yang terdampak COVID-19. Per Juni 2021, jumlah nasabah yang
pinjamannya telah direstrukturisasi sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun yang mewakili sekitar 36 persen dari piutang yang dikelola per Februari 2020. 

Saat ini, lebih dari 80 persen dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.

Presiden Direktur Adira Finance, Hafid Hadeli mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mempersiapkan strategi bisnis untuk menjawab perubahan konsumsi masyarakat yang menjadi lebih digital dengan mempermudah pelanggan dalam melakukan pembiayaan tanpa harus melalui kantor cabang.

"Oleh karena itu, Perusahaan terus melakukan inovasi dan mengembangkan digital platform Adiraku. Hingga Juni 2021, jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi Adiraku sekitar 1,5 juta konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 700 ribu konsumen," ungkap Hafid Hadeli secara virtual, Jumat.

Meski di tengah gempuran PPnBM, Adira melihat bahwa pasar kendaraan bekas tidak kehilangan pelanggannya.

"Pasar mobkas dan baru itu ada marketnya sendiri, ada orang yang memang suka membeli kendaraan bekas dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang masih cukup bagus. Jadi, bukan serta merta dengan adanya PPnBM pasar mobkas itu hilang," kata dia.

Perusahaan itu juga menyatakan fokus mereka pada penjualan yang tersegmentasi di luar Jawa dan Bali.

Selain itu, perusahaan juga akan lebih menyelaraskan antara pertumbuhan pembiayaan baru dan pengendalian kualitas aset di tengah lingkungan operasional yang penuh tantangan untuk mempertahankan kinerja Perusahaan.

Baca juga: Adira Finance maksimalkan digitalisasi beri pelayanan saat pandemi

Baca juga: Adira Finance bayar dividen 50 persen dari laba bersih 2020

Baca juga: Adira Finance catatkan pembiayaan baru Rp5,4 triliun di kuartal I 2021


 
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021