“Kami dapat mengganti chip alternatif dan kemudian menulis firmware dalam hitungan minggu,” ujar Musk.
“Ini bukan hanya soal menukar chip, kami juga harus menulis ulang perangkat lunaknya,” tambahnya.
Baca juga: Tesla cetak rekor pengiriman lebih dari 200 ribu mobil kuartal II 2021
Langkah ini membantu Tesla untuk mempertahankan tingkat produksi yang tinggi, mengirimkan lebih dari 200.000 kendaraan kepada pelanggan selama tiga bulan terakhir. Tesla menghasilkan pendapatan 11,9 miliar dolar AS pada kuartal kedua tahun ini, termasuk laba 1,1 miliar dolar AS.
"Situasi kekurangan chip global masih cukup serius," tutur Musk.
Keterbatasan pasokan chip telah menjungkirbalikkan industri otomotif saat muncul permintaan untuk mobil baru. Kekurangan chip menyebabkan beberapa permasalahan seperti penutupan pabrik, waktu tunggu yang lebih lama, dan harga yang lebih tinggi.
Sebagai informasi, Tesla mengandalkan chip untuk memberi daya pada mobil self-driving-nya, mulai dari airbag hingga modul yang mengontrol sabuk pengaman kendaraan. Dengan hal tersebut berarti Tesla kehilangan komponen penting untuk fitur keselamatan kendaraan.
“Perjuangan besar pada kuartal ini adalah modul yang mengontrol airbag dan sabuk pengaman,” kata Musk. "Dan jelas kami tidak bisa mengirim mobil tanpa itu."
Tesla tidak sendirian dalam merasakan efek dari kekurangan chip global. Selain Tesla, Daimler dan BMW juga sempat mengatakan akibat kekurangan chip mereka terpaksa menutup beberapa jalur perakitan yang akan memangkas produksi perusahaan hingga puluhan ribu kendaraan.
Baca juga: Perangkat lunak "self-driving" Tesla timbulkan kekhawatiran
Baca juga: Tesla hadirkan langganan "Full Self Driving" 199 dollar AS per bulan
Baca juga: Tesla angkat Wall Street ke rekor tertinggi, indeks Dow naik 126 poin,
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021