Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerja sama dengan Dewan Nasional Perubahan Iklim menyiapkan peta jalan ("road map") pengembangan industri "hijau," untuk dibawa dalam konferensi iklim di Meksiko.

Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Riset, dan Teknologi, Rachmat Gobel, di Jakarta, Selasa, usai seminar tentang teknologi dan industri hijau ke-2 yang diselenggarakan Yayasan Matsushita Gobel.

"Kadin bersama DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim) akan membuat peta jalan sebagai masukan kepada pemerintah tentang apa saja yang perlu dilakukan untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 26 persen pada 2020," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah perlu mengajukan rencana tindakannya dalam penurunan emisi CO2 pada konferensi perubahan iklim di Meksiko yang akan diselenggarakan pada November atau Desember tahun ini.

"Kadin antara lain akan meminta konsep produk ramah lingkungan dalam Standar Nasional Indonesia agar produk yang dibuat maupun diimpor masuk ke Indonesia, produk yang bagus," ujarnya.

Selain itu, lanjut Rachmat, Kadin akan mendorong pemerintah selektif memilih investasi yang masuk, dengan kriteria industri yang ramah lingkungan. Bukan, sekedar investasi dengan tujuan menciptakan lapangan kerja.

"Dengan demikian, dunia bisa melihat keseriusan Pemerintah Indonesia memenuhi komitmennya untuk penurunan emisi CO2 sebesar 26 persen pada 2020," katanya.

Hal itu, lanjut dia, juga mendorong peningkatan daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar internasional karena telah menerapkan teknologi, produktivitas, dan industri ramah lingkungan.

Sementara itu, Ketua Harian DNPI, Rachmat Witoelar, mengatakan, emisi CO2 di Indonesia akan bertambah dari 1,72Gton pada 2000 menjadi 2,95 Gton pada 2020. Sektor industri merupakan penyumbang emisi CO2 terbesar ketiga, setelah sektor kehutanan dan lahan gambut, serta transportasi.

Dari sisi industri, Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM), Johnny Darmawan, mengatakan, industri otomotif khususnya Toyota telah mengimplementasikan konsep industri "hijau," mulai dari riset, produksi, sampai logistik.

"Prinsipnya kami selalu mengikuti apapun peraturan yang diterapkan pemerintah," ujarnya.

Kendati demikian, Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berharap ada kebijakan, peta jalan, dan target yang jelas dari pemerintah mengenai pengembangan industri hijau.

"Hal itu akan membuat kami mudah mengerti dan melakukannya. Di samping perlu sosialisasi yang lebih tentang konsep industi hijau itu," katanya.
Copyright © ANTARA 2010