Hal itu menjadi bagian dorongan dari Tesla untuk meningkatkan penjualan di pasar mobil terbesar di dunia dan menjadi banyak incaran produsen lain yang sudah terjun ke China.
"Tesla berencana untuk menginvestasikan sekitar 42 juta yuan (Rp90.3 miliar) di pabrik baru untuk membuat pengisi daya cepat generasi ketiga, yang dikenal sebagai Supercharger V3," katanya dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari Reuters, Jumat.
China, yang menawarkan subsidi besar untuk kendaraan listrik karena berupaya mengurangi polusi dari mobil bensin atau diesel, telah memperluas jaringan titik pengisian daya nasionalnya, salah satu tantangan terbesar dalam mendorong adopsi EV.
"Pabrik, yang diharapkan Tesla akan selesai pada kuartal pertama tahun depan dan akan memiliki kapasitas produksi 10.000 pengisi daya setahun," kata Tesla.
Tesla, yang menjual lebih dari 13.000 kendaraan di China pada Oktober, mengatakan akan memperluas kemampuan penelitian di Shanghai.
China sekarang mengimpor pengisi daya EV, biasanya dipasang di stasiun pengisian daya atau tempat parkir mobil, dari Amerika Serikat.
Pabrik mobil Shanghai, pusat strategi pertumbuhan global Tesla, bertujuan untuk memproduksi 150.000 sedan Model 3 tahun ini dan telah mulai mengekspor beberapa kendaraan ke Eropa.
Baca juga: Tesla "recall" 9.500 kendaraan akibat baut salah pasang
Baca juga: Lima kendaraan listrik yang pernah terbakar
Baca juga: NHTSA perluas penyelidikan pada mobil Tesla Model X dan S
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020