Tesla menggugat Martin Tripp yang sebelumnya bekerja di Tesla Gigafactory Nevada.
Baca juga: Tesla cekcok dengan e-commerce China
Pada 2018, Tripp mengklaim telah membuat perangkat lunak untuk meretas sistem operasi manufaktur Tesla, kemudian mentransfer data berukuran "beberapa gigabyte" ke perusahaan pihak ketiga. Ia juga membuat pernyataan palsu kepada media.
Tesla pada saat itu menyampaikan tuntutan kepada Tripp yang "secara ilegal meretas kepercayaan perusahaan dan menjual informasi rahasia serta mengirimkan informasi tersebut ke pihak ketiga."
Tripp memasang software peretas di tiga komputer karyawan lainnya yang memiliki akses ke data rahasia perusahaan. Tripp mengakui perbuatannya.
Pengadilan distrik Nevada mengatakan dalam keputusannya akan mengabulkan gugatan Tesla, dan menolak pembelaan Tripp yang ingin menampilkan dokumen lain ke pengadilan.
Tesla, Tripp dan firma hukum yang memimpin kasus itu tidak menanggapi permintaan komentar oleh Reuters.
Baca juga: Tesla berencana ekspor Model 3 buatan China ke Asia dan Eropa
Baca juga: Elon Musk ungkap pabrik Tesla Nevada jadi sasaran serangan siber
Baca juga: Tesla model Y bisa dipesan di China mulai harga Rp1,04 miliar
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020