"Di tahun 2019, (minat di sektor) motor tumbuh, mobil turun. Detailnya mobil baru kita turun 15 persen, namun mobil bekas naik enam persen, motor baru naik tujuh persen. Sedangkan untuk elektronik angkanya tak terlalu besar," kata dia di Jakarta, Kamis.
Menurut Hafid, hal ini juga berpengaruh ke angka penambahan nasabah Adira Finance yang cenderung stabil lantaran kondisi industri mobil yang kurang baik di tahun 2019, bahkan kian menurun di Januari.
Meski demikian, ia optimistis pihaknya mampu meningkatkan pembiayaan di sektor otomotif tahun ini hingga lima persen dari tahun sebelumnya yang mencapai angka Rp37,9 triliun.
"Pembiayaan tahun 2019 kita tutup di Rp37,9 triliun, dan angka ini turun satu persen dari 2018," kata Hafid.
"Untuk tahun ini targetnya kita di angka lima persen. Harus optimis, dong. Saya kira 1-5 persen itu tidak jauh," ujarnya melanjutkan.
Lebih lanjut, Hafid berharap dengan adanya inovasi seperti meluncurnya aplikasi Adiraku bagi kemudahan akses layanan finansial dapat menjaga dan mendorong minat nasabahnya.
"Pendorong utamanya, kita mau biar customer yang ada sekarang lebih meningkat. Itu yang memungkinkan Adira bisa lebih unggul dibandingkan yang lain dengan mempertahankan customer kita di Adira," papar dia.
Baca juga: Adira Finance luncurkan Adiraku untuk layanan daring
Baca juga: Adira Finance dapat pinjaman 300 juta dolar AS
Baca juga: Berapa lama penyelesaian klaim banjir dari asuransi Adira?
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020