Jakarta (ANTARA News) - Musim hujan sudah mulai terasa. Para pemilik mobil sebaiknya lebih berhati-hati saat menerobos banjir, sebab terdapat sejumlah komponen pada mobil yang rentan mengalami kerusakan bila terendam genangan air.

Komponen-komponen yang dimaksud antara lain distributor, koil, busi, dan ECU (Engine Control Unit).

Hamim, mekanik dari bengkel Berkat Service Station, yang berada di kawasan Kelapa Dua, Depok mengatakan kerusakan yang disebabkan oleh banjir biasanya terdapat pada komponen yang berkaitan langsung dengan sistem perapian, seperti distributor (delco), koil, dan juga busi.

Distributor atau kerap disebut delco oleh kalangan bengkel, merupakan komponen yang berfungsi untuk menyalurkan percikan api dari koil menuju busi. Sedangkan koil dan busi berperan untuk menghasilkan percikan api di ruang bakar.

Bila komponen-komponen tersebut terkena air, maka proses pengapian pada mesin dapat terganggu. Imbasnya, laju mobil akan tersendat dan berujung pada matinya mesin alias mogok. 

"Kalau yang kena delconya, atau koilnya itu biasanya di mobil-mobil keluaran lama, yang mesinnya karburator, seperti Kijang, Carry, Zebra," ucap Hamim saat berbincang dengan Antara, Selasa.

Apabila komponen-komponen tersebut terlanjur terkena air dan mengakibatkan mesin mati, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengeringkannya. Proses pengeringan bisa disemprot menggunakan mesin kompresor, atau dilap menggunakan tisu kering.

"Dilap sampai hilang airnya atau embunnya, itu biasanya akan hidup lagi mobilnya," ucap pria 37 tahun itu.

Sementara pada mobil bermesin injeksi, komponen yang rentan mengalami kerusakan akibat banjir adalah ECU. ECU merupakan "komputer" pada mobil yang berfungsi mengontrol kinerja mesin melalui berbagai sensor yang disematkan. ECU kerap disebut sebagai jantung pada mobil injeksi.

Mekanik dari bengkel Sinar Alam Motor yang berlokasi di kawasan Margonda, Depok, Tommy mengatakan rusak atau tidaknya ECU akibat banjir tergantung penempatan ECU pada mobil.

Sebagian mobil meletakkan ECU pada bagian dalam kabin, sementara sebagian lainnya menempatkannya di dalam ruang mesin. 

Tommy mengatakan ECU yang terletak di ruang mesin akan lebih rentan mengalami kerusakan ketika mobil memaksakan diri untuk menerobos genangan air yang cukup tinggi.

"Yang rawan itu yang ECU-nya ada di bawah (ruang mesin), itu biasanya sering kena (rusak)," ujar Tommy.

Tommy mengatakan biaya penggantian ECU relatif cukup mahal, rata-rata berkisar di angka sekitar Rp5 juta. Untuk mobil keluaran Eropa, harganya bisa lebih tinggi lagi.

Meski memiliki kerentanan pada komponen ECU, mobil bermesin injeksi relatif lebih aman pada saat melintasi jalan dengan genangan tinggi, dibandingkan dengan mobil bermesin jenis karburator. 

"Sebenarnya mobil injeksi jarang sekali mogok kalau pas saat musim hujan karena memang dia komputernya (ECU) itu di dalam terus dia biasanya di komponen komponennya itu ditutup dengan sealer yang sangat rapi sekali dari pabriknya itu jadi jarang sekali air bisa masuk ke komponen dan komputernya itu," kata Hamim.

Kalaupun ada, tambah Hamim, masalah yang timbul pada mobil injeksi pada saat banjir adalah tercampurnya air dan bahan bakar di dalam tangki. Jika hal itu terjadi, maka menguras tangki menjadi jalan keluar untuk mengatasi permasalah tersebut.

"Paling dikuras dulu tangkinya, dibuang dulu airnya, dibersihkan sekali lagi terus dimasukkan lagi bahan bakarnya. Itu sudah bisa normal lagi. seperti itu menanganinya," kata Hamim

"Kalau soal biaya tergantung sih. Kalau dipanggil ke luar paling jasanya Rp150 ribu sampai Rp200 ribu, tapi kalau datang ke sini (bengkel) bisa lebih murah," tutupnya.

Baca juga: Komponen motor yang harus diperiksa setelah dipakai mudik

Baca juga: Komponen mobil buatan lokal dipamerkan di GIIAS
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018