China, yang berupaya mengurangi tingkat polusi yang mengkhawatirkan di kota-kota besar, secara agresif mendorong kendaraan listrik dan mengelontorkan puluhan miliar dana untuk investasi, penelitian dan subsidi, serta menarik banyak pembuat mobil baru untuk meluncurkan proyek di sana.
Tesla, Daimler AG dan General Motors termasuk di antara perusahaan yang telah mengumumkan rencana membuat kendaraan listrik di China yang menargetkan mobil hibrida listrik dan plug-in memiliki seperlima dari total penjualan mobil di negara itu pada 2025.
Ford, yang penjualannya di China turun tujuh persen tahun ini, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (22/8) bahwa pihaknya telah menandatangani sebuah nota kesepahaman dengan Zotye Auto untuk membangun merek baru yang akan menjual kendaraan listrik. Kedua perusahaan akan memiliki komposisi saham yang seimbang 50-50 dalam perusahaan patungan itu.
Namun perusahaan tidak memberikan rincian terkait komitmen keuangan atau waktu untuk mengambil keputusan atas perusahaan patungan itu.
Ford memandang China sebagai pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia untuk kendaraan energi baru dan ada perkiraan segmen yang bertumbuh hingga enam juta kendaraan per tahun pada tahun 2025, serta sekitar empat juta akan menjadi kendaraan listrik sepenuhnya.
Zotye, yang dideskripsikan Ford sebagai pemimpin pasar di segmen kendaraan kecil listrik di China, menjual lebih dari 16.000 kendaraan listrik sampai Juli tahun ini dengan pertumbuhan per tahun sebesar 56 persen.
Perusahaan swasta yang berkantor pusat di provinsi Zhejiang itu juga membuat kendaraan sport dan truk kargo. Pada hari Senin, perusahaan itu melaporkan kenaikan keuntungan sebesar enam kali lipat di pada paruh pertama tahun ini.
Ford mengatakan akan merilis rincian tentang merek, produk dan volume produksi di kemudian hari, sambil menunggu persetujuan akhir dan regulasi terkait rencana perusahaan patungan itu, demikian Reuters.
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2017
Copyright © ANTARA 2017