Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan manufaktur otomotif, PT Toyota Motors Manufacturing Indonesia (TMMIN), tetap menargetkan pertumbuhan volume ekspor mereka sebesar 10 persen sepanjang 2017 meskipun sempat mencatatkan performa positif di awal-awal tahun.

Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono, mengungkapkan sepanjang kuartal I 2017 aktivitas ekspor TMMIN mengalami kenaikan sekira 20-25 persen, namun berangsur-angsur akan kembali ke angka normal yang diharapkan sesuai target pertumbuhan 10 persen yang mereka canangkan pada awal tahun.

"Eskpor kita di kuartal I memang ada kenaikan signifikan, tapi itu memang hanya market tren. Kami optimistis ekspor kami bakal naik sekira 10 persen dibandingkan tahun lalu," kata Warih saat ditemui ANTARA News di Pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, Senin (12/6).

Warih memperkirakan selepas kenaikan signifikan yang dirasakan pada kuartal I 2017, angka ekspor TMMIN perlahan akan mengalami koreksi di semester II 2017 dan pada akhirnya tetap di kisaran pertumbuhan 10 persen.

"Mungkin nanti ada beberapa koreksi setelah semester I. Jadi sekarang naik 20-25 persen di awal kuartal I, nanti akan terkoreksi di kisaran 10 persen," kata Warih.

Berdasarkan volumenya, TMMIN mencanangkan kenaikan hingga mencapai kisaran 180.000 unit ekspor setelah tahun 2016 lalu hanya di kisaran 169.000 unit.

Pertumbuhan angka ekspor yang dicanangkan antara lain berkat terdapatnya beberapa negara tujuan ekspor baru seperti Maroko yang kini menjadi tujuan ekspor utuh (CBU) model Toyota Kijang Innova.

CBU model tersebut juga kini dikirimkan Argentina, setelah sebelumnya tahun lalu hanya berupa unit tak utuh alias CKD.

Negara tujuan ekspor lain, yang merupakan negara lama dengan produk baru adalah Vietnam yang kini menjadi tujuan ekspor dari Toyota Fortuner.

"Pasarnya ada, kita harus berkompetisi dengan negara-negara eksportir yang lain," pungkas Warih.
Pewarta:
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017