"Cartivator" sebuah kelompok start-up yang terdiri 30 insinyur termasuk beberapa karyawan muda Toyota yang mulai mengembangkan mobil terbang "SkyDrive" sejak tahun 2014 dengan bantuan crowdfunding atau penggalangan dana.
Kepala Cartivator, Tsubasa Nakamura, mengatakan mobil itu masih dalam tahap awal pengembangan. Namun mereka berharap penerbangan berawak pertama kalinya bisa dilaksanakan akhir 2018.
Selama demonstrasi, model uji saat ini mampu turun dan mengambang di udara selama beberapa detik. Nakamura mengatakan desainnya membutuhkan lebih banyak stabilitas agar prototipe itu mampu terbang lebih cepat dan cukup tinggi guna mencapai api Olimpiade.
Para insinyur Cartivator menciptakan kendaraan terbang itu menjadi mobil listrik terkecil di dunia yang dapat digunakan di daerah perkotaan dan dijual secara komersil pada 2025.
Bulan lalu, Toyota Motor dan kelompok perusahaannya sepakat menginvestasikan 42,5 juta yen dalam proyek tersebut untuk tiga tahun ke depan. Nakamura mengatakan kelompoknya bekerja keras memperbaiki rancangan dengan harapan bisa mendapatkan investasi tambahan dari perusahaan tersebut.
Perusahaan-perusahaan di dunia telah berkompetisi untuk mengembangkan mobil terbang pertama atau kendaraan lepas landas dengan pendaratan vertikal. Uber Technologies Inc berencana mengguanakan layanan taksi terbang pada tahun 2020 di Dallas-Fort Worth, Texas, dan Dubai.
Airbus Group juga sedang mengembangkan mobil terbangnya di bawah divisi yang disebut Urban Air Mobility.
Namun para pembuat "mobil terbang" akan menghadapi rintangan dan regulasi, termasuk meyakinkan masyarakat bahwa produk itu aman digunakan. Pemerintah pun masih berkutat dengan peraturan pesawat tak berawak dan mobil tanpa sopir, demikian Reuters.
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017