Jakarta (ANTARA News) - Ford Motor Indonesia yang menghentikan operasional mereka seiring keputusan Ford Motor Company di Amerika Serikat, membuat anjlok penjualan oleh dealer resmi.
PT Kreasi Auto Kencana misalnya, grup otomotif yang memiliki 11 dealer di Jakarta, Tangerang, Sumatera Utara dan Papua, merasakan penurunan penjualan yang jika dihitung anjlok lebih dari 90 persen.
"Tentu saja turun jauh. Kalau dulu di kisaran 300 unit per bulan, sekarang tinggal belasan hingga maksimal 20-an unit per bulan," kata Presiden Direktur PT Kreasi Auto Kencana, Andee Yoestong, kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.
Anjloknya penjualan tersebut tentu saja berdampak pada penumpukan stok unit meski Andee tak berkenan menyebutkan jumlah persisnya.
"Kecuali Everest dia (FMI) tidak kasih turun harga. Yang lain diskonnya lumayan besar ketimbang biasanya," kata Andee.
Andee mengaku keputusan hengkang FMI menimbulkan kerugian yang besar terhadap pihaknya yang membawahi 11 dealer resmi Ford tersebut.
"Bayangkan saja, kami bengkel harus jalan terus, karyawan juga tetap kami bayar terus," ujarnya.
Kerugian tersebut tentu saja tidak hanya dirasakan oleh Kreasi Auto Kencana, tetapi beberapa grup lain yang menjadi mitra jaringan 44 titik penjualan resmi Ford di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu belakangan enam grup otomotif yang membawahi 31 dari 44 diler resmi Ford di Indonesia, termasuk KAK, melayangkan dua kali somasi kepada FMI terkait keputusan hengkang yang diumumkan 25 Januari 2016 silam.
(baca juga: Ford di ambang gugatan hukum jaringan diler resminya)
Jika pihak FMI masih tak memberikan jawaban dan respon memuaskan atas somasi tersebut, enam grup pemegang diler tersebut tidak segan-segan menempuh jalur hukum dengan gugatan kerugian lebih dari Rp1 triliun.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016