Hal itu disampaikan Presiden Direktur GMM Andrew Nasuri di sela-sela peluncuran All New Audi A4 di Jakarta, Rabu.
"Untuk Audi pada empat bulan pertama 2016 penjualan turun bahkan sampai 50 persen," terang Andrew.
Meski Andrew menyebut angka 50 persen, nyatanya data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan angka penjualan Audi terjun bebas melebihi angka 50 persen.
Data Gaikindo mencatat Audi sepanjang caturwulan I 2016 hanya mampu menjual 25 unit saja turun dari 71 unit pada periode yang sama 2015 lalu alias anjlok hampir 65 persen.
Ketiadaan fasilitas perakitan yang memaksa GMM mengimpor mobil dalam bentuk jadi alias completely built up (CBU) sehingga membuat kenaikan harga Audi hingga 20-30 persen ditengarai menjadi salah satu penyebab perlambatan penjualan mobil berlogo empat lingkaran tersebut.
Meski demikian, Andrew menyatakan pihaknya tetap optimistis setidaknya didorong dua alasan.
Pertama, penjualan merek pesaing di segmen premium masih cenderung stabil sejak awal tahun hingga saat ini.
"Itu menunjukkan bahwa sebetulnya pasar mobil premium masih oke dan ada peluang untuk tumbuh kembali," katanya.
Kedua, Andrew meyakini Audi memiliki pelanggan dengan loyalitas tinggi.
"Meski tak sebanyak kompetitor konsumen kami sangat loyal. Sekali mencoba langsung ingin pakai terus, sampai-sampai satu orang bisa punya 5-6 unit Audi," kata Andrew.
Oleh karena itu Andrew menyatakan pihaknya menargetkan Audi bisa membukukan penjualan sebanyak 200 unit sepanjang tahun 2016, sedikit turun dari pencapaian 2015 yang terjual sebanyak 205 unit.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016