Jakarta (ANTARA News) - Tragedi bom Thamrin beberapa waktu lalu menggugah hati seorang anak berusia sembilan tahun bernama Charlene.

Ia pun berimajinasi terdapat mobil yang bisa memberantas teroris yang kemudian ia tuangkan dalam sebuah gambar. 

Karya Charlene memikat hati para dewan juri Toyota Dream Car Art Contest Indonesia 2016 yang digelar PT Toyota-Astra Motor (TAM). Charlene menyabet juara satu katgeori usia 8-11 tahun.

"Aku sedih waktu ada bom Sarinah. Terus aku dapat ide gambar. Kalau aku ke mall aku lihat orang bawa anjing untuk deteksi bom. Aku dapat ide ada mobil seperti anjing tersebut yang bisa deteksi bom dan tangkap teroris," kata Charlene, di booth Toyota Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu.

Salah satu juri kontes tersebut, penggiat seni dan sosial media Anto Motul mengatakan bahwa para juri dibuat takjub dengan imajinasi peserta kontes. Dewan juri lainnya antara lain ahli gambar di bidang seni dan ilustrasi Firdaus Husaini dan visual editor majalah Bobo Sigit Purnomo.

"Kami takjub, tidak menyangka anak Indonesia mempunyai impian yang dahsyat-dahsyat. Anak-anak punya imajinasi yang liar sekali," kata Anto.

"Karya mereka bisa jadi ide prototype. Toyota kan industri inovasi teknologi dan itu harus didorong," tambahnya.

Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) Indonesia 2016 merupakan inisiatif Toyota Group secara global dalam merangsang kreativitas anak-anak berusia dibawah 11 tahun yang telah digelar sejak tahun 2004.

Program TDCAC terbagi menjadi tiga kategori usia, yaitu kategori satu untuk peserta berusia di bawah delapan tahun, kategori dua untuk usia 8-11 tahun, dan kategori tiga untuk usia antara 12-15 tahun.

Sebanyak 6.130 karya masuk dan terpilih sembilan karya terbaik.

"Kontes ini bertujuan mewadahi generasi muda, mengembangkan bakat seni, dan mendorong kreativitas anak-anak. Jumlah karya yang masuk ke panitia juga meningkat 134 persen," kata Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wowon Widaryat mengatakan bahwa kontes seni tidak hanya membuat anak mempunya kompetensi tetapi juga berguna bagi persepsi emosi anak.

"Anak mampu mengendalikan emosi, perasaan sedih, senang bisa dicurahkan ke seni. Kepekaan terhadap alam menjadi lebih baik karena terbiasa buat sesuatu yang indah. Seni juga membantu anak mengekspresikan imajinasi dan mengapresiasi keindahan," jelas Wowon.

Ia menambahkan bahwa kontes tersebut sejalan dengan program pemerintah.

Para juara akan diundang ke Jepang untuk menghadiri Global Ceremony bulan Agustus nanti dan ebrsaing di tingkat global dengan para pemenang dari negara-negara lain.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016