Bandung (ANTARA News) - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dan PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) memberikan 203 material donasi yang diberikan secara bertahap mulai Januari hingga September 2016 pada sekolah-sekolah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

"Kami merasa punya tanggung jawab bersama Pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan daya tahan dan persiangan industri otomotif di Indonesia, mengingat saat ini di pasar otomotif, Indonesia sudah menjadi tujuan invetasi kedua setelah India, tadinya pesaing utama kita adalah Thailand bgt tapi begitu Thailand dipegang oleh militer maka investasi 'prefer' masuk ke sini contohnya di Cikarang Suzuki berinvestasi 10 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp1 triliun, nah kami sebagai pemain industri otomotif merasa punya bentuk tanggung jawab dengan cara ini," kata Davy J. Tuilan, 4W Deputy Managing Director Suzuki dalam sambutannya di SMKN 8 Bandung di Jalan Kiliningan 31, Bandung Jawa Barat pada Kamis.

Donasi yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Suzuki Peduli itu berupa unit, mesin dan buku training baik mobil, motor dan outboard motor (OBM) atau mesin kapal tempel yang diberikan pada 51 penerima lembaga terdiri dari SMK, universitas serta balai latihan kerja yang tersebar di enam wilayah Indonesia, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Ambon dan Sumatera.

Tahap pertama, Suzuki memberikan 40 materi donasi berupa lima mobil dan delapan motor pada 15 sekolah di Jawa Barat dan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang serta Bekasi (Jabodetabek). Pemberian donasi disertai coaching clinic mengenai safety riding motor, pemaparan generasi mesin mobil Suzuki dan informasi mengenai Outboard Motor pada siswa.

Selanjutnya, sepanjang 2016, Suzuki akan menyerahkan 20 mobil dan 27 motor serta 60 mesin berteknologi tinggi.

Acara penyerahan donasi tersebut turut dihadiri oleh Mustaghfirin Amin, Direktur Pembinaan SMK-Kementerian Pendidikan & Kebudayaan dan Wakil Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial.

"Insyaallah bantuan saudara-saudara ke SMK ini tak akan salah sasaran karena tidak ada anak jenderal sekolah di sini," kata Mustaghfirin.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016