Pihak Mitsubishi mengkonfirmasi sebuah kabar yang disiarkan harian Jepang, Nikkei, yang menyebutkan bahwa mereka gagal mendapatkan pembeli untuk pabrik mereka di Normal, Illinois, sekaligus mengambil alih mempekerjakan para pekerja di sana.
"Kami menyerah mencari pabrikan otomotif lain yang berkenan membeli fasilitas produksi itu, namun kami tidak menutup kemungkinan untuk mencari pembeli dari sektor industri lain," kata juru bicara Mitsubishi Motors.
Namun demikian juru bicara Mitsubishi itu menolak untuk mengomentari berita yang menyebutkan bahwa mereka diperkirakan bakal mengalami kerugian sekira 20-30 miliar yen (setara Rp2,3-Rp3,5 triliun) pada tahun fiskal mereka yang berakhir pada Maret akibat biaya penutupan pabrik tersebut.
Pabrik tersebut sebelumnya merupakan pusat produksi SUV Outlander Sport, namun berhenti berproduksi sejak November 2015 dan menelantarkan sedikitnya 1.000 pekerja.
Namun pabrikan Jepang itu sempat mengatakan fasilitas produksi tersebut akan terus memproduksi suku cadang mobil hingga bulan Mei 2016, yang artinya sekira 250 pekerja akan dipertahankan.
Tahun lalu, Mitsubishi menyatakan akan memusatkan aktivitas produksi itu di Jepang, Asia Tenggara dan Rusia, setelah menutup fasilitas produksi di Belanda pada 2012, demikian Reuters.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016