Wina (ANTARA News) - Produsen mobil Prancis, Renault, tengah menjajaki pembicaraan untuk membeli sebagian kecil dari saham perusahaan rekanan mereka asal Iran, Pars Khodro, demikian dikutip dari Wall Street Journal berdasarkan pernyataan perusahaan Iran tersebut.

Managing Director Pars Khodro, Naser Aghamohammadi, mengatakan Renault tengah "membuka pembicaraan" untuk membeli kurang dari separuh perusahaan BUMN Iran tersebut.

Seorang juru bicara Renault menolak berkomentar, namun narasumber WSJ sempat mengatakan bahwa Renault berencana untuk berinvestasi ke Pars Khodro apabila embargo ekonomi terhadap Iran dicabut.

Renault juga tengah menjajaki pembicaraan untuk membeli sejumlah infrastruktur termasuk pabrik mobil yang dimiliki perusahaan induk Pars Khodro, Saipa Group, kata Aghamohammadi.

Pars Khodro saat ini merakit sejumlah model Renault di fasilitas mereka di Selatan Teheran, menggunakan spare parts yang dikirim oleh manufaktur Prancis itu.

Sejumlah perusahaan Barat tengah berlomba-lomba merangsek ke Iran menyusul kesepakatan terkait nuklir antara negara tersebut dan negara-negara Barat pada 14 Juli 2015 lalu, yang sekaligus menghentikan embargo ekonomi Eropa dan Amerika Serikat terhadap negara Timur Tengah tersebut sebagai imbalan atas pengekangan keleluasaan Iran membangun fasilitas senjata nuklir.

Aghamohammadi berbicara di tengah konferensi yang mempromosikan perdagangan antara Uni Eropa dan Iran di Wina, Austria, sebuah kegiatan serupa perdana sejak kesepakatan soal nuklir dicapai.

Ia tidak sempat menyebutkan berapa potensi nilai investasi yang terjadi, namun sebagai catatan Renault memiliki sedikitnya 513 juta euro (sekira 562,5 juta dolar AS) di rekening bank mereka di Iran yang dibekukan akibat embargo ekonomi.

Renault dan PSA Peugeot Citroen PUGOY merupakan dua dari sejumlah merek asing yang merajai pasar otomotif Iran, namun Peugeot menarik diri dari Iran pada 2012. 

Sementara Renault melanjutkan kerja sama rekanan mereka meski angka produksi mereka anjlok dan tak bisa mengimpor sejumlah komponen akibat embargo.

Sebelumnya, Iran memiliki pasar otomotif yang bergairah, memproduksi 1,6 juta unit mobil dan kendaraan komersil pada 2011, namun jumlah itu berkurang drastis setelah embargo menjadi sekira 744.000 unit saja pada 2013.

Renault dan Peugeot sejak lama menantikan masa penghapusan embargo, dan menurut sejumlah sumber, diam-diam bernegosiasi dengan rekanan lokal mereka beberapa bulan jelang kesepakatan nuklir tercapai.

Hanya beberapa jam setelah kesepakatan nuklir tercapai, Peugeot mengumumkan bahwa mereka tengah menjajaki kemungkinan memproduksi mobil dengan rekanan lokal mereka Iran Khodro, dengan rencana transfer teknologi dan sumber komponen ke Iran agar merakit mobil-mobil teranyar mereka.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2015