Seperti dikutip dari Reuters, BMW pada akhir pekan ini menyebutkan perbaikan tersebut akan mengamankan 2,2 juta kendaraan yang mereka produksi mulai dari Rolls-Royce, Mini, dan BMW.
Menurut BMW, masalah pada perangkat lunak sistem keamanan mereka diketahui pertama kali oleh asosiasi motoris Jerman (ADAC). Kelemahan tersebut ada pada perangkat lunak ConnectedDrive yang menggunakan kartu SIM seperti pada ponsel.
Pengguna BMW dapat menggunakan ConnectedDrive beserta kartu SIM untuk mengaktifkan kunci pintu kendaraan maupun AC, online enterntainment, maupun informasi seketika kondisi lalu lintas.
Risiko keamanan terjadi saat transmisi data namun BMW menyebutkan masalah itu tidak berpengaruh kepada setir, rem, maupun pengemudian.
Lebih lanjut BMW mengemukakan belum menemukan kasus adanya data yang digunakan untuk menjebol sistem keamanan kendaraan.
Bahaya dapat terjadi jika keamanan eksternal berhasil dijebol. Peretas bisa mengendalikan sistem komputer di kendaraan yang mengatur segala hal mulai dari mesin hingga rem dan AC.
BMW khawatir jika kelemahan itu dibiarkan, tidak lama lagi peretas bisa menerobos jaringan nirkabel kendaraan kemudian mengutak-atik perangkat lunak maupun perangkat lainnya di kendaraan.
Para periset di ADAC bisa mensimulasikan saat peretas memanipulasi sistem-sistem di kendaraan yang diaktifkan lewat kartu SIM.
BMW mengatakan telah melakukan langkah-langkah untuk menghilangkan kemungkinan pembobolan tersebut. Caranya adalah mengenkripsi komunikasi di kendaraan dengan teknik yang sama seperti pengamanan pada e-banking dan ecommerce.
Menurut BMW, mereka bisa mengupdate ConnectedDrive di setiap kendaraan secara otomatis begitu kendaraan itu terhubung dengan server BMW Group. Pengguna kendaraan juga bisa menghubungi BMW untuk konfigurasi secara manual.
"Kendaraan tidak perlu dibawa ke bengkel," tulis pernyataan BMW.
Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Copyright © ANTARA 2015