"Kalau dari kreditnya Daihatsu, separuhnya dari ACC," kata CEO ACC Jodjana Jody di Jakarta, Selasa.
Sedangkan separuh penjualan kredit lainnya, lanjut Jody, berasal dari berbagai macam perusahaan pembiayaan lain.
ACC sendiri paling banyak membiayai kredit Daihatsu Xenia yang juga menjadi produk terlaris dari perusahaan produsen Ayla tersebut.
Setelah Xenia, kata Jody, penjualan Gran Max dan Ayla berada di urutan nomor dua dan tiga terlaris.
"Pasti (paling banyak) Xenia ya, karena sekitar 30 persenan penjualan Daihatsu dari Xenia. Setelah itu Gran Max dan Ayla," ujar Jody.
Sementara untuk penjualan kredit Ayla, Jody mengatakan kontribusi ACC dari pembiayaan Daihatsu mencapai 10 persen dalam satu tahun sejak peluncuran. Angka ini dinilai wajar meski belum berkontribusi banyak untuk Daihatsu.
"Tetapi ya itu sesuai dengan kontribusi market. Kan market diprediksikan, kontribusi LCGC kira-kira 10 hingga 15 persen,"
Sementara menanggapi isu kenaikan harga mobil murah ramah lingkungan (LCGC) seperti Daihatsu Ayla dan Toyota Agya, Jody mengatakan siap untuk mengemas perencanaan kredit yang menarik dengan harga baru tersebut.
Ia mengatakan ACC selalu fleksibel dalam menentukan suku bunga serta cicilan yang diberikan apabila harga LCGC nantinya naik.
Diskon yang ditawarkan oleh agen pemegang merek (APM) bisa dikonversikan oleh ACC sebagai subsidi untuk suku bunga atau cicilan per bulan.
"Jadi balik-balik lagi ke APM-nya, APM-nya itu harga berapa kemudian ada subsidi atau tidak, nanti kita yang bungkus paketnya," ujar Jody.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014