Jakarta (ANTARA) - Pabrikan otomotif Mercedes-Benz sedang berupaya menurunkan biaya produksi baterai mobil listrik hingga di atas 30 persen dengan menerapkan berbagai inovasi.

"Adalah ambisi kami untuk turut berperan dalam bidang teknologi mobilitas elektrik. eCampus membawa kami lebih dekat dengan tujuan ini. Pekerjaan yang dilakukan di sini akan membantu mengurangi biaya baterai lebih dari 30 persen dalam beberapa tahun mendatang," kata Ketua Dewan Pengurus Mercedes-Benz Group AG Ola Kallenius, dalam siaran pers, Senin (8/7) waktu setempat.

Mercedes-Benz baru saja meresmikan eCampus di markas mereka di Stuttgart-Unterturkheim, Jerman, sebuah fasilitas yang dibangun untuk mengembangkan komposisi sel baterai dan optimasi proses produksi.

Baca juga: Mercedes-Benz luncurkan mobil listrik EQE SUV seharga Rp2,85 miliar

Di kampus baru itu, Mercedes-Benz mengembangkan baterai sel yang memiliki kepadatan energi tinggi, yang bisa ditingkatkan hingga 900 Wh/l. Sel tersebut dikembangkan dari lithium ion berbasis komposit silikon dan katoda bebas kobalt.

Pabrikan tersebut meyakini produksi sel tersebut berdampak besar terhadap kualitas baterai.

Untuk mendukung riset dan pengembangan baterai dan sistem kemudi kendaraan listrik, Mercedes-Benz berencana menggelontorkan investasi senilai 14 miliar euro kepada pabrik tersebut.

Baca juga: Mercedes-Benz bakal rilis tujuh mobil baru lagi di Indonesia tahun ini

Baca juga: Mercedes adopsi teknologi "autopilot" dari China untuk CLA listrik
Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024