Dudenhoeffer memperkirakan pasar mobil akan "berubah secara radikal" selama 10 tahun ke depan, ketika pangsa pasar mobil listrik dan mobil cerdas, atau mobil yang dikendalikan oleh perangkat lunak, akan mengalami peningkatan dan mengalahkan teknologi mobil konvensional.
"Di dunia mobil yang baru ini, perusahaan teknologi seperti Huawei, Google, Microsoft, dan Xiaomi menjadi pengubah permainan (game changer)," ujarnya.
Huawei dan Xiaomi, misalnya, sedang mengembangkan mobil baru yang menawarkan "ekosistem digital total," kata Dudenhoeffer.
"Ini lebih dari sekadar memiliki mobil pintar," imbuhnya.
Dalam sebuah laporan yang dirilis belum lama ini, Dudenhoeffer memprediksi bahwa produsen mobil China akan menjadi pemimpin pasar global dalam bisnis otomotif dalam waktu sekitar 10 tahun, dengan BYD mengungguli Toyota.
Hal ini dikarenakan pasar China "tumbuh dengan sangat dinamis" di segmen kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV), tulis Dudenhoeffer dalam laporan tersebut.
Penjualan global BYD melonjak 309 persen dalam tiga tahun terakhir menjadi lebih dari 3 juta unit pada 2023 dan perusahaan itu "jelas merupakan pemimpin pasar" untuk NEV, menurut laporan tersebut.
Perusahaan rintisan (startup) China Li Auto mengalami pertumbuhan yang bahkan lebih pesat yaitu 318 persen pada tahun lalu, tetapi skalanya masih "jauh lebih kecil" dibandingkan BYD, dengan 376.000 unit mobil baru yang terjual pada 2023.
"China adalah tempat berkembang bagi produsen mobil baru yang akan memainkan peran sentral dalam segmen elektromobilitas industri otomotif," tutur Dudenhoeffer.
Dia menambahkan bahwa pabrik terbesar milik produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla, yang diukur berdasarkan angka produksi, saat ini berlokasi di China.
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024