Chongqing (ANTARA) - "Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan klien Indonesia, kami menggunakan retarder hidrodinamika model terbaru dan roda berdiameter lebih besar pada truk pengangkut jungkit berat kami, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan manuver dan stabilitas produk," demikian disampaikan Li Dong, manajer regional negara dari Departemen Bisnis Internasional SAIC HONGYAN Automotive Co., Ltd dalam sesi wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.

Sejak perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) mulai diberlakukan pada 1 Januari 2022, perusahaan tersebut telah menemukan peluang bisnis di sejumlah negara Asia bagian tenggara, seperti Indonesia dan Vietnam.

Perusahaan yang berlokasi di Kota Chongqing, China barat daya, ini merupakan perusahaan truk berat di bawah SAIC Group, produsen mobil terbesar di China. Perusahaan itu telah memproduksi truk berat selama lebih dari setengah abad.

"Sejak perjanjian RCEP berlaku di Indonesia, tarif produk kami telah dipangkas, yang membuat produk kami lebih hemat biaya di pasar lokal, menguntungkan kami dan konsumen masing-masing," ujar Xiong Zhu dari departemen bisnis internasional perusahaan pemasaran dan penjualan SAIC HONGYAN, seraya menambahkan bahwa banyak perusahaan Indonesia menjalin kerja sama dengan mereka, sehingga pesanan mereka meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun lalu.
 
Sejumlah truk produksi SAIC HONGYAN Automotive Co., Ltd di Chongqing, China, terparkir di sebuah lokasi parkiran di China pada 26 September 2023 (Xinhua/Wang Quanchao)   

Banyak klien di Indonesia memberikan umpan balik positif karena mereka berpendapat bahwa dibandingkan dengan produk merek-merek lain dengan kisaran harga yang sama, truk heavy-duty SAIC HONGYAN memiliki tenaga, daya angkut, dan tingkat keamanan yang lebih tinggi, kata Li.   

Selain SAIC HONGYAN, banyak perusahaan kendaraan asal China seperti Sokon, Great Wall Motor, dan BYD, juga berupaya meningkatkan kehadiran di Indonesia. Negara dengan pasar kendaraan bermotor yang besar ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan-perusahaan China.

"Indonesia menjadi fokus kami di Asia bagian tenggara karena pasarnya yang sangat besar, terutama dalam hal kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV). Berkat dukungan dari pemerintah setempat, permintaan untuk kendaraan listrik membukukan pertumbuhan signifikan dan infrastruktur yang relevan telah ditingkatkan," ujar Wangke, COO Sokon (Indonesia) Automobile Co., Ltd, produsen mobil lainnya yang berasal dari Chongqing.
 
Foto yang diabadikan pada 22 September 2023 ini memperlihatkan suasana pabrik perakitan cerdas milik Great Wall Motor di Chongqing, China barat daya. (Xinhua/Wang Quanchao)

Dia menambahkan bahwa perusahaan itu telah memperkenalkan dua kendaraan listrik yang diberi nama Gelora-E dan SERE E1 ke Indonesia yang telah dikenal luas oleh para pengguna internasional. Sejak perjanjian RCEP diberlakukan, peredaran suku cadang motor antarkawasan telah difasilitasi, memperkuat sinergi antara perusahaan tersebut dengan perusahaan hulu dan hilir di Indonesia.

Wang yakin Indonesia akan mencatat pertumbuhan penjualan NEV tahun ini dan perusahaan itu tidak akan pernah goyah dalam mempromosikan transformasi listrik produk-produknya di Indonesia.

Baru-baru ini, sebuah pameran barang ekspor yang diprakarsai bersama oleh Komisi Perdagangan Kota Chongqing dan Komite Chongqing Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional diselenggarakan di Jakarta. Perusahaan-perusahaan dari kedua negara menandatangani sejumlah kesepakatan perdagangan senilai sekitar 18 juta dolar AS.

Ke depannya, Chongqing akan mendorong kerja sama dengan Indonesia dan memperkenalkan lebih banyak produk berkualitas tinggi ke Indonesia, menurut Komisi Perdagangan Kota Chongqing.
Pewarta:
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023