Jakarta (ANTARA) - Sistem baterai masih menjadi komponen yang mahal dalam sebuah kendaraan listrik, dan hal itu lah yang menyebabkan harga mobil ramah lingkungan jenis ini harga jualnya juga terbilang masih tinggi.
Assembly Process Engineer PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) Fajar Ahya mengungkapkan bahwa harga satu set baterai Hyundai Ioniq 5 kisarannya nyaris separuh dari harga mobil mobil listrik andalan Hyundai tersebut.
Baterai merupakan salah satu komponen paling menentukan dari sebuah mobil listrik, harganya pun memang masih fantastis, mengingat teknologinya yang kompleks untuk dikembangkan saat ini.
Baterai juga menjadi komponen paling mahal dalam sebuah kendaraan listrik, tidak terkecuali baterai dari salah satu mobil ramah lingkungan primadona di pasar Indonesia itu, yang harganya berkisar antara Rp300 juta - Rp400 juta.
Baca juga: Toyota terima subsidi Rp12,4 triliun investasi baterai mobil listrik
“Komponen baterai adalah yang paling mahal, harganya sekitar Rp300 juta untuk versi standar, dan berkisar Rp400 juta untuk Ioniq 5 versi long range,” kata Fajar ditemui di pabrik PT HMMI, di Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Berdasarkan laman resmi Hyundai Indonesia, Senin (2/10), harga Ioniq 5 Bluelink versi termurah yakni Prime Standard Range dengan jarak tempuh 384 kilometer adalah Rp759 juta.
Sementara versi lebih tingginya Prime Long Range (jarak tempuh 481 kilometer) dijual seharga Rp800 juta, dan Signature Long Range (jarak tempuh 451 kilometer) seharga Rp870 juta.
Ini artinya, harga baterai pada kendaraan tersebut hampir mencapai separuh dari harga jual mobil itu sendiri.
Ioniq 5 memiliki baterai dengan teknologi High Voltage Battery, dengan output 72,6 Kwh untuk versi long range, dan 58,0 Kwh untuk versi standard range.
Lebih lanjut, Fajar mengatakan PT HMMI normalnya memproduksi Ioniq 5 hingga 1.200 unit per bulan, dan tidak diekspor seperti saudaranya Stargazer dan Creta, melainkan seluruhnya diperuntukkan untuk pasar Indonesia.
“Normalnya kami memproduksi Ioniq 5 sebanyak 1.000 hingga 1.200 unit per bulannya,” jelas Fajar.
Hingga kini, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Ioniq 5 telah mencapai 45 persen. Untuk menekan harga mobil tersebut lebih dalam, menurut Fajar, Hyundai menargetkan TKDN tersebut mencapai 80 persen.
Baca juga: BMW investasikan dana Rp1.6 triliun untuk uji coba baterai EV
Baca juga: Jokowi sambangi pabrik baterai milik Hyundai di Karawang
Baca juga: Jokowi ungkap baterai EV dari RI bisa buat negara lain ketergantungan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023