Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan otomotif asal Jerman Volkswagen menilai kendaraan dengan teknologi bahan bakar fuel-cell kurang layak untuk masa depan.

Bos Volkswagen Group Martin Winterkorn berpendapat teknologi fuel-cell akan kesulitan infrastruktur, terlalu mahal untuk konsumen dan hidrogen tak bisa diproduksi secara memadai.

Greencarreports yang mengutip Automotive News menyebut bahwa Martin mengemukakan hal tersebut belum lama ini dalam tanya-jawab bersama media di markas besar VW di Wolfsburg, Jerman.

Ucapan Winterkorn itu seperti mengulang kekhawatiran para peneliti tentang tiga masalah fuel-cell. Bahkan, teknologi itu kadang disebut "bahan bakar masa depan yang hanya selalu akan."

Volkswagen sejak tahun 2010 meluncurkan kendaraan hybrid sekaligus berkonsentrasi mendorong teknologi turbo diesel injection agar semakin hemat BBM.

General Motors beberapa tahun lalu menyimpulkan bahwa stasium pengisian hidrogen tidak bisa dibangun di sembarang pemukiman. Singkat kata, tulis Greencarreports, banyak sekali ketentuan yang harus dipenuhi.

Toyota akan meluncurkan kendaraan hidrogen fuel-cell pada 2015 tapi harganya diperkirakan 50 ribu dolar AS.

Honda berencana meluncurkan kendaraan fuel-cell pada 2015 tapi memperkirakan titik impas paling cepat adalah 10 tahun kemudian.

Hidrogen punya sifat bagus sebagai pengantar energi sehingga diperlukan energi yang banyak untuk memproduksinya dengan cara memisahkan molekul hidrogen dari molekul yang lebih kompleks.

Hidrogen juga harus disimpan, dibawa, lalu dipompakan dengan tekanan tinggi ke kendaraan.Tapi, efisiensinya hanya 50 persen untuk menghasilkan listrik yang menggerakkan kendaraan.

Berlainan dengan kendaraan listrik tenaga baterai, tinggal colok kabel dan di"cas" serta efisiennya 80 persen.
 
(A038)
Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013