Jakarta (ANTARA) - Memarkir kendaraan utamanya roda empat di bawah terik sinar matahari langsung dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kebakaran pada kendaraan, terutama jika kondisi kendaraan kurang terawat.

"Saat terjemur di bawah panas terik di Indonesia, suhu di dalam kabin dan ruang mesin mobil dapat mencapai lebih dari 60 derajat Celsius, bahkan bisa mencapai 70 derajat Celsius," kata pengamat otomotif sekaligus dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA, Jumat malam.

Baca juga: Tips merawat kendaraan bermotor setelah mudik

Menurutnya, usia mobil yang sudah tua atau kurang terawat dapat menyebabkan kerusakan regas pada sistem isolasi plastik kelistrikan atau selang karet saluran bahan bakar, sehingga suhu luar mobil turut meningkatkan risiko kebakaran.

"Suhu yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada kabel-kabel atau selang-selang kendaraan yang dapat mengakibatkan kebocoran. Suhu yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko kebocoran pada sistem bahan bakar atau minyak pelumas kendaraan," terangnya.

Suhu yang tinggi, lanjut Yannes, akan mempercepat penguapan bahan bakar. Pada suhu yang sangat tinggi seperti 60 derajat Celsius, bahan bakar dalam tangki kendaraan dapat menguap dengan lebih cepat daripada pada suhu normal.

"Selain itu, penguapan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kebocoran pada sistem bahan bakar yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terjadinya kebakaran pada kendaraan," bebernya.

Baca juga: Cara mengatasi oli rembes tanpa harus bongkar mesin

Belakangan ini beredar informasi mengenai beberapa mobil hangus terbakar diduga akibat terpapar cuaca panas ekstrem yang tengah terjadi di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir.

"Suhu panas ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir. Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan tergolong panas," ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi, Dodo Gunawan di Jakarta, Senin (24/4).

Ia mengemukakan terdapat beberapa penyebab suhu panas di Indonesia di antaranya dinamika atmosfer yang tidak biasa dan suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologi dipengaruhi oleh gerak semu Matahari.


Baca juga: IDAI: Cuaca ekstrem sebabkan anak mudah dehidrasi hingga mimisan

Baca juga: Dokter: Tabir surya dan vitamin E lindungi kulit dari cuaca panas

Baca juga: Hoaks! Minum air dingin saat cuaca panas sebabkan pembuluh darah pecah
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023