Jakarta (ANTARA) - Renault pada Senin (24/4) merinci arsitektur perangkat lunak baru dari kendaraan masa depannya yang dikatakan akan selevel pada tahun 2026 dengan pemimpin industri kendaraan listrik, Tesla Inc.

Produsen mobil Prancis ini, seperti kebanyakan pembuat mobil lainnya, telah hidup selama beberapa bulan di bawah ancaman potongan harga reguler dan drastis dari pesaingnya yang berbasis AS.

Di Prancis, harga jual Tesla Model 3 sekarang sama dengan Renault Mégane listrik, sekitar 42.000 euro (Rp691 juta).

Meskipun CEO Renault, Luca de Meo, mengakui dalam sebuah presentasi bahwa Tesla tetap menjadi "tantangan dalam jangka pendek", ia mengatakan perusahaannya tidak akan terlibat dalam perang harga pada kendaraan listrik.

Baca juga: Aramco bidik perusahaan mesin Renault dan Geely

"Kami tidak ingin melakukan apa yang kami lakukan di masa lalu, kami ingin menjual mobil kami, kami tidak ingin memberikan mobil kami secara cuma-cuma," kata Kepala Teknik Renault, Gilles Le Borgne, kepada wartawan dan analis dalam acara yang sama.

Desain "kendaraan terdefinisi perangkat lunak" akan menjadi inti dari entitas kendaraan listrik masa depan Renault, "Ampere," katanya.

Dikembangkan dengan Google Inc's Alphabet dan Qualcomm Inc, ini akan sangat mengurangi kompleksitas dengan memungkinkan hanya memiliki 20 prosesor untuk menjalankan mobil daripada seratus yang saat ini diperlukan.

Ini juga akan memungkinkan pembaruan dilakukan secara jarak jauh tanpa menyentuh perangkat keras.

"Ini mirip dengan Tesla, pada tahun 2026 mereka akan memiliki pendekatan yang sama, mereka memiliki pendekatan arsitektur kendaraan listrik yang sama," kata pejabat digital utama Renault, Frédéric Vincent.

"Pada tahun 2026, kami akan berada pada tingkat Tesla dalam kendaraan terdefinisi perangkat lunak," tambah Le Borgne.

Baca juga: Renault umumkan keluar dari masa sulit

Dengan memungkinkan pembaruan konstan dari fitur berkendara dan hiburan, arsitektur ini harus meningkatkan nilai jual kembali mobil, mendukung daya tarik harga perusahaan, dan menghindari biaya Penelitian dan Pengembangan sebesar 1,5 miliar euro (Rp24,7 triliun) dalam satu dekade.

Namun, keseimbangan total biaya tetap harus netral setelah memperhitungkan investasi yang diperlukan untuk arsitektur baru dan harga prosesor yang lebih canggih, kata Le Borgne.

Program van listrik "Flexevan" untuk pengiriman akhir akan meresmikan arsitektur baru Renault sekitar pertengahan 2026, diikuti oleh merek sporty Alpine, dan kemudian oleh semua model merek Renault. Demikian disiarkan Reuters, Senin (24/4).

Baca juga: Nissan bakal hadirkan 19 model EV baru sampai 2030
Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023