Jakarta (ANTARA) - Broom, startup digital untuk ekosistem mobil bekas, mengumumkan telah berhasil mendapatkan pendanaan Pra-Seri A senilai 10 juta dolar AS (setara Rp155 miliar).

Pendanaan tersebut dipimpin oleh Openspace, dengan partisipasi dari MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures, bersama dengan investor putaran terdahulu AC Ventures dan Quona Capital.

"Kami sangat senang dapat bermitra dengan Broom dalam misi mereka mengubah cara kerja pembiayaan dealer di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi dan data, Broom membuka sumber pembiayaan baru bagi segmen yang sebelumnya relatif terabaikan," kata Direktur Eksekutif Openspace Ian Sikora dalam siaran persnya, Selasa.

Dengan pendanaan teranyarnya, Broom merencanakan untuk melakukan diversifikasi layanan serta mengembangkan teknologinya lebih jauh untuk melayani lebih banyak konsumen.

"Kami berterima kasih atas dukungan dari investor, pemberi pinjaman, dan mitra-mitra kami yang telah mendorong pertumbuhan kami sejauh ini. Kami yakin Broom telah menemukan rumus yang tepat untuk berkembang, dan kami bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ini," kata CEO & Co-Founder Broom Pandu Adi Laras.

Baca juga: Broom hadirkan program "Buyback" untuk showroom mobkas

Broom dirilis pada 2021 membawa misi pemberdayaan ekosistem showroom mobil bekas di Indonesia yang kerap terbatas dari segi akses modal dan kurang terorganisasi.

Produk layanan utama Broom yaitu Buyback, menyediakan modal kerja jangka pendek kepada showroom melalui layanan penjualan mobil temporer.

Dalam pendanaan terbarunya ini, Broom juga berencana ingin meningkatkan kapasitas modal Buyback agar dapat menangani volume transaksi yang lebih tinggi.

Adapun skema Buyback memungkinkan pemilik showroom menjual inventori mobil mereka secara sementara, menggunakan dananya untuk upaya bisnis lainnya, dan membeli kembali mobil
tersebut saat jatuh tempo.

Selama proses, showroom juga masih dapat menjual mobil tersebut ke pelanggan, sehingga pemilik showroom dapat mengoptimalkan perputaran inventarisnya maupun modal kerjanya.

Baca juga: Titip jual mobkas di balai lelang dianggap lebih untung

Selain itu, Broom juga menawarkan platform manajemen showroom digital yang membantu mereka mengoperasikan bisnis lebih efisien.

Selama setahun terakhir, Broom mencatatkan transaksi mencapai 300 juta dolar AS (setara Rp4,65 triliun) dengan skema Buyback.

Broom juga berhasil merangkul lebih dari 5.000 showroom mobil bekas serta membuka enam cabang di Jabodetabek, Surabaya, dan Yogyakarta.

Hasilnya, Gross Merchandise Value (GMV) Broom telah meningkat 16 kali lipat dari tahun ke tahun.

Kesuksesan Broom juga tercermin dari pertumbuhan bisnis yang dialami oleh para showroom yang tergabung dalam ekosistemnya.

Secara rata-rata, Broom membantu peningkatan ukuran inventaris, penjualan, dan profitabilitas showroom sebesar tiga kali lipat.

Menurut Pandu, Broom dapat sukses di 2023 berkat investasi perusahaan di sumber daya manusia (SDM) yang baik serta upaya bersama menjaga perhitungan bisnis yang positif sejak awal.

“Berinvestasi pada SDM terbaik berhasil mempercepat upaya kami menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kami juga beroperasi dengan efisiensi tinggi dan perhitungan ekonomi yang positif untuk menjaga keberlanjutan perusahaan,” katanya.

Baca juga: Honda kenalkan Certified Used Car, mudahkan konsumen beli mobil bekas
Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023