Jakarta (ANTARA News) - Walikota Solo Joko Widodo mengatakan tahun ini mobil Esemka bisa diproduksi secara massal dengan hanya dengan investasi sekitar Rp90 miliar.

"Esemka akan kami garap sebagai industri rakyat. Kalau semua izin selesai, kami cuma butuh investasi Rp50 miliar untuk perluasan gedung dan peralatan serta Rp40 miliar untuk operasional," katanya usai mengikuti rapat dengar pendapat antara pemerintah dan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.

Menurut walikota yang dikenal dengan sapaan Jokowi itu, saat ini sudah ada tujuh investor lokal dan nasional yang berminat menanamkan modal untuk mendukung produksi mobil Esemka.

"Kami membuka diri untuk investor lokal dan nasional. Dari semua yang menyatakan minat, akan kami lihat dulu mana yang terbaik," katanya.

Lebih lanjut Jokowi menuturkan produksi massal mobil lokal buatan PT Solo Manufaktur Kreasi dan Solo Technopark tersebut akan dimulai dari skala kecil segera setelah uji emisi dan kelayakan serta proses registrasi identifikasi kendaraan usai.

"Tahun ini, kalau semua urusan perizinan selesai bulan Februari atau Maret, kami bisa memroduksi 500 unit," produsen bisa membuat sekitar 500 unit," katanya.

Selanjutnya, kata dia, produksi mobil Esemka ditargetkan sekitar 200 unit sampai 300 unit per bulan.

Permintaan pasar mobil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut, menurut dia, saat ini sudah mencapai 5.000 unit.

"Itu akan dipenuhi secara bertahap sesuai daftar pemesanan," kata Jokowi, yang menyebut diri sebagai duta promosi mobil Esemka.

Meski daftar pesanan banyak, ia menjelaskan, produsen mobil Esemka tidak akan kesulitan memenuhi.

"Pasokan komponen cukup, bahkan berlebih," katanya.

Menurut dia, komponen mobil Esemka diproduksi oleh industri kecil dan menengah di berbagai daerah termasuk Gombong (Magelang), Tegal, Purbalingga dan Jakarta.



Dukungan



Perwakilan pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Komisi VI DPR RI menyatakan komitmen untuk mendukung industrialisasi mobil Esemka.

"Dukungan politik dari semua pihak memang diperlukan untuk mengembangkan mobil nasional seperti ini. Kalau harus berjuang sendiri akan sulit," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima.

Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Strategis dan Manufaktur Inranda Laksanawan mengatakan pihaknya siap mendukung pengembangan industri mobil nasional, termasuk mobil Esemka.

Beberapa BUMN seperti PT Inka, PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad juga siap memberikan dukung, antara lain dengan menyediakan fasilitasi pelatihan sumber daya manusia.

(M035)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012