Jakarta (ANTARA) - Hyundai Motor Group pada Minggu (22/5) mengatakan akan menginvestasikan tambahan 5 miliar dollar AS (Rp73 triliun) di Amerika Serikat untuk robotika dan pengembangan perangkat lunak mengemudi otonom.

Hal tersebut disampaikan Hyundai Motor Group sehari setelah mengumumkan investasi dengan nilai yang hampir sama untuk membangun pabrik kendaraan listrik di AS.

Ketua Hyundai Motor Group Euisun Chung membuat pengumuman terbaru dalam pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden, yang berada di Seoul untuk kunjungan tiga hari.

"Hyundai Motor Group berencana untuk menginvestasikan tambahan 5 miliar dollar AS hingga 2025, yang akan memperkuat kolaborasi kami dengan perusahaan Amerika dalam beragam teknologi, seperti robotika, mobilitas udara perkotaan, mengemudi otonom, dan kecerdasan buatan," kata Chung dikutip Yonhap, Senin.

"Ini akan memungkinkan kami untuk tumbuh menjadi perusahaan yang menawarkan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik kepada pelanggan kami," tambah dia.

Melalui investasi, grup tersebut akan menyediakan produk dan solusi inovatif bagi pelanggan AS, dan berkontribusi pada upaya netralitas karbon global, kata Chung.

"Kami juga siap bekerja untuk mencapai tujuan pemerintahan Biden untuk mencapai 40 hingga 50 persen penjualan kendaraan listrik nol (emisi) di Amerika Serikat pada tahun 2030," ucap dia.

Biden mengatakan perusahaan otomotif, American United Auto Workers, dan gubernur federal semuanya memahami hal dasar yang sama bahwa kendaraan listrik bagus untuk tujuan iklim, tetapi juga harus bagus untuk pekerjaan dan bisnis.

"Berinvestasi secara agresif dalam kendaraan listrik dan produksi baterai sekarang, bukan besok, juga penting dalam memperkuat keamanan ekonomi jangka panjang kami dan mempercepat kemajuan menuju masa depan energi bersih," kata Biden.

Pembuat mobil global telah berlomba untuk menjadi ramah lingkungan di tengah peraturan yang diperketat tentang emisi gas rumah kaca.

Adapun rincian investasi yang direncanakan, Hyundai mengatakan perusahaan belum memutuskan apakah akan berinvestasi dalam robotika melalui Boston Dynamics, Inc atau M&A.

Grup tersebut mengakuisisi perusahaan robotika yang berbasis di AS, Boston Dynamics, senilai 880 juta dollar AS pada Juni tahun lalu untuk memperkuat daya saingnya dalam solusi mobilitas masa depan. Mereka tidak memberikan rencana rinci baik untuk investasi di sektor lain.

Pengumuman itu datang sehari setelah raksasa mobil Korea Selatan itu mengatakan akan menginvestasikan 5,54 miliar dollar AS untuk membangun kendaraan listrik khusus dan pabrik pembuatan baterai mobil di negara bagian Georgia, AS untuk lebih memperkuat dorongan elektrifikasinya di pasar mobil paling penting di dunia itu.

Hyundai Motor Group berencana untuk memulai pembangunan fasilitas kendaraan listrik 300.000 unit per tahun pada Januari 2023 dan memulai produksi pada paruh pertama tahun 2025.

Pemasok grup yang tidak terafiliasi akan menginvestasikan tambahan 1 miliar dollar AS di pabrik, menghasilkan setidaknya 8.100 pekerjaan baru di Georgia, kata Hyundai.

Bulan lalu, Hyundai Motor Co mengumumkan akan menginvestasikan 300 juta dollar AS di pabrik Alabama yang akan memulai produksi model hibrida bensin Santa Fe dan SUV GV70 full listrik di bawah merek mewah Genesis akhir tahun ini.

Hyundai Motor berencana untuk meluncurkan 17 model kendaraan listrik pada tahun 2030, termasuk enam model Genesis, dengan afiliasinya yang lebih kecil Kia dijadwalkan untuk merilis 14 kendaraan listrik pada tahun 2027.

Hyundai dan Kia, yang bersama-sama membentuk produsen mobil terbesar kelima di dunia, bertujuan untuk menjual 3,23 juta kendaraan listrik, termasuk 840.000 unit di AS, pada 2030 untuk mencapai 12 persen dari pasar kendaraan listrik global.

Baca juga: Ilmuwan China kembangkan sistem lintasan bebas tabrakan untuk drone

Baca juga: Produsen robot terkemuka China luncurkan dua model robot khusus

Baca juga: Hyundai manfaatkan robot Spot awasi keselamatan kerja pabrik
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022