Jakarta (ANTARA) - Invasi Rusia ke Ukraina menghadirkan "risiko substansial" untuk pemulihan penjualan kendaraan ringan global tahun ini, kata konsultan industri otomotif J.D. Power dan LMC Automotive

Dikutip Reuters, Sabtu, paara konsultan memangkas perkiraan mereka untuk penjualan kendaraan ringan global sebesar 400.000 unit menjadi 85,8 juta unit, juga karena kenaikan harga minyak dan aluminium yang dapat membuat pembeli enggan membeli mobil dan truk baru.

Pasokan dan harga kendaraan di seluruh dunia akan berada di bawah tekanan tambahan berdasarkan tingkat keparahan dan durasi konflik di Ukraina, kata Jeff Schuster, Presiden Operasi Amerika dan perkiraan kendaraan global di LMC Automotive.

Serangan Rusia di Ukraina menyebabkan harga minyak melonjak menjadi lebih dari 100 dollar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014, dengan Brent menyentuh 105 dollar AS

Industri otomotif masih bergulat dengan kekurangan chip global yang memaksa mereka untuk mengurangi produksi, meskipun harga mobil yang tinggi telah mengimbangi dampak itu sampai batas tertentu.

Penjualan ritel kendaraan baru AS bulan Februari diperkirakan turun 5,7 persen menjadi 922.100 unit, meskipun harga transaksi rata-rata ditetapkan untuk mencapai rekor bulanan 44,460 dollar AS, melonjak 18,5 persen.

"Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, bersama dengan pengumuman penghentian produksi jangka pendek oleh beberapa produsen, berarti bahwa situasi persediaan agregat tidak mungkin berubah pada bulan Maret," kata Presiden Divisi Data dan Analitik J.D. Power Thomas King.

Namun, volume penjualan kendaraan ringan global diperkirakan akan meningkat 5 persen pada tahun 2022, menurut laporan tersebut.

Baca juga: Produsen mobil "menganggur" imbas invasi Rusia ke Ukraina

Baca juga: Invasi Rusia di Ukraina harus dikecam

Baca juga: IOC desak seluruh asosiasi olahraga batalkan kejuaraan di Rusia
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022