Jakarta (ANTARA News) - Penjualan mobil diperkirakan turun pada triwulan II tahun ini karena pasokan yang terbatas akibat gangguan produksi menyusul rusaknya beberapa industri komponen yang biasa memasok suku cadang microchip di Jepang.

"Penjualan mobil bisa turun antara 20-30 persen," ujar Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Johnny Darmawan, di Jakarta, Selasa.

Ia memperkirakan penjualan mobil pada April bisa turun menjadi sekitar 60 ribuan dibandingkan pada bulan sebelumnya yang mencapai sekitar 82.058 unit. Pada Januari dan Pebruari, penjualan mobil di dalam negeri mencapai angka masing-masing 73.866 unit dan 69.489 unit.

Pada Triwulan I, penjualan mobil nasional secara "whole sales" (penjualan sampai tingkat dealer) telah mencapai 225.413 unit atau naik 29,5 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 174.074 unit.

Johnny mengatakan, saat ini produksi mobil di dalam negeri menggunakan sisa-sisa stok komponen microchip yang ada. Komponen microchip yang dibuat di Jepang tersebut, kata dia, diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai Mei.

"Itu (komponen microchip) merupakan sisa-sisa `laskar pajang` (stok). Itu pun masih dibagi-bagi agar bisa tetap berproduksi (mobil) tiap bulannya, meskipun dibawah kebutuhan sesungguhnya," ujar Johnny.

Fasilitas produksi microchip untuk menggerakan mobil secara elektronik itu, selama ini diproduksi beberapa perusahaan di Jepang antara lain Hitachi, Toshiba, dan Fujitsu. Akibat gempa dan tsunami, serta ancaman bahaya nuklir, pabrik tersebut belum berproduksi. "Mereka sedang berusaha mencari relokasi, kemungkinan ke Amerika Serikat," kata Johnny.

Ia mengaku khawatir bila sampai Juni dan Juli tidak ada pasokan, maka penjualan mobil di Indonesia akan anjlok, karena hampir semua mobil yang diproduksi menggunakan komponen tersebut.

"Dampak gempa dan tsunami, serta ancaman nuklir di Jepang, cukup mengganggu pencapaian target penjualan mobil di Indonesia yang diperkirakan menembus 800 ribu unit," ujarnya.

Johnny yang juga Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) juga memperkirakan penjualan Toyota sebagai pemimpin pasar juga akan turun 20-30 persen pada April dan Mei. "Penjualan Toyota pada April ini bisa turun sampai 30 persenan," ujarnya.

Pada Maret, penjualan TAM mencapai angka 32.311 unit. Selama triwulan I, penjualan TAM mencapai angka 85.494 unit atau naik 24,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 68.890. Namun berapapun, pasar mobil di dalam negeri, TAM menargetkan penguasaan pasar di atas 36 persen.
(R016/M012)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011