Ambruknya penjualan mobil baru di negara Ratu Elizabeth itu disebabkan pandemi yang membatasi mobilitas masyarakat serta kendala pasokan bahan baku.
Meski diler-diler mobil di Inggris tetap dibuka setelah lockdown pada Juli 2020, namun kurangnya pasokan komponen chip semikonduktor turut mempengaruhi produksi mobil dan penjualannya.
Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) mengungkapkan bahwa pada Juli terdapat pendaftaran mobil baru sebanyak 123.296 unit. Hal itu memaksa mereka merevisi target penjualan setahun penuh menjadi 1,82 juta mobil.
"Beberapa pekan ke depan kami akan melihat perubahan pada kebijakan pembatasan masyarakat yang diharapkan bisa membantu perusahaan-perusahaan di seluruh industri menangani kendala tenaga kerja. Namun kekurangan semikonduktor akan tetap menjadi masalah hingga akhir sisa tahun ini," kata Mike Hawes Kepala Eksekutif SMMT.
Baca juga: Apa tantangan menjual mobil secara digital?
Baca juga: Gaikindo optimistis penjualan mobil penuhi target 750 ribu unit
Baca juga: Toyota jadi produsen mobil terlaris di dunia periode Januari-Juni 2021
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021