"Delegasi bisnis Indonesia yang bertolak ke Korea bulan lalu tidak bertemu dengan CEO Hyundai, sehingga investasi belum diputuskan," ujar Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Hyundai, Jongkie D Sugiharto di Jakarta, Jumat.
Jongkie melanjutkan, delegasi bisnis Indonesia dipimpin langsung oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan dan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi, dan Jongkie sendiri. Tadinya delegasi bisnis ini berniat bertemu dengan Presiden Hyundai Moo-Koo Chung.
"Namun Moo Koo ternyata sedang berada di Paris untuk mengikuti pameran otomotif Paris Motor Show. Akhirnya kami hanya berdiskusi dengan pihak manajemen tanpa presiden," kata dia.
Jongkie menilai langkah Indonesia lebih maju dibanding dengan rival utama, Vietnam. Hingga kini, kata dia, Vietnam belum menyambangi langsung markas Hyundai di Korea.
Selain itu, tandas dia, prinsipal juga telah memberikan kepercayaan kepada HMI untuk menjadi basis produksi MPV premium, H-1. Selain untuk pasar domestik, H-1 juga dipasok untuk pasar ASEAN.
"Hyundai berniat membangun pabrik baru di ASEAN. Ada dua negara yang bersaing, yaitu Vietnam dan Indonesia. Kapasitas pabrik yang akan dibangun sekitar 50 ribu unit setahun," tegas dia.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan, pemerintah berniat menarik investasi Hyundai ke Indonesia. Saat ini, kata dia, industri otomotif Indonesia mulai diperhitungkan di kawasan Asean dan dapat bersaing dengan Thailand.
"Saya ingin Indonesia tidak hanya sekedar perakitan tapi juga menjadi basis produksi pinsipal untuk ekspor dan domestik," tegas dia.
HMI kini memiliki pabrik perakitan di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, berkapasitas 12 ribu unit per tahun. Di pabrik ini, Hyundai merakit sedan Avega, SUV Tucson, dan MPV H-1.
(ANT258*R016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Copyright © ANTARA 2010