Jakarta (ANTARA) - BMW Group menargetkan akan memberlakukan bisnis berkelanjutan yang terintegrasi di semua divisinya. Perusahaan otomotif asal Jerman itu yakin bahwa perang melawan perubahan iklim dan penggunaan sumber daya secara bijaksana akan menjadi dua faktor utama yang menentukan masa depan perusahaan dan masyarakat.

Kepala Eksekutif BMW AG Oliver Zipse, dalam gelaran BMW Group Annual Conference, yang digelar daring pada Rabu (17/3), mengatakan, sebagai pabrikan premium, BMW Group bercita-cita untuk memimpin dalam hal keberlanjutan.

Baca juga: BMW ungkap tampilan BMW i4 all-electric

Pada tahun 2020, perusahaan sepenuhnya merangkul pendekatan strategis ini di semua bidang bisnis; mulai dari administrasi hingga pembelian, pengembangan, produksi, dan penjualan.

BMW Group telah menetapkan target dekarbonisasi yang jelas antara tahun ini dan 2030, baik untuk rantai pasokan, proses produksi, hingga fase akhir masa pakai. Dalam setiap aspek aktivitas perusahaan, emisi karbon per kendaraan akan berkurang secara signifikan setidaknya sepertiga dibandingkan tahun 2019.

Di seluruh pabrik dan lokasinya sendiri, BMW Group telah menetapkan tolok ukur dalam hal efisiensi sumber daya. Target dekarbonisasi yang telah ditetapkannya sendiri untuk tahun 2030 adalah yang paling progresif dari keseluruhan sektor otomotif dan bahkan lebih ambisius daripada yang terkait dengan pencapaian target 1,5 derajat Celcius.

BMW Group bertujuan untuk mengurangi emisi ini hingga 80 persen pada tahun 2030. Listrik yang digunakan untuk memproduksi BMW iX di Dingolfing dan BMW i4 di Munich, misalnya, dihasilkan melalui pembangkit listrik tenaga air yang terletak langsung di Bavaria.

Selain secara signifikan memangkas emisi karbonnya secara absolut, mulai tahun ini dan seterusnya, BMW Group bermaksud untuk sepenuhnya menetralkan sisa emisi karbonnya dengan menggunakan sertifikasi yang sesuai.

Pada tahun 2030, BMW Group bertujuan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraannya dalam fase penggunaan sebesar 40 persen per kilometer perjalanan, yang meningkatkan e-mobilitas.

Namun, tujuannya bukan hanya untuk menghindari peningkatan, melainkan untuk mengurangi emisi karbon per kendaraan sebesar 20 persen dibandingkan tahun 2019.

BMW Group mengadopsi berbagai langkah untuk mencapai tujuan ini, salah satunya adalah memasukkan jejak karbon rantai pasokan pemasok sebagai kriteria untuk pemberian kontrak.

BMW Group dengan demikian mengambil peran perintis sebagai pabrikan otomotif pertama yang menetapkan target dekarbonisasi spesifik untuk rantai pasokannya.

"Mobil terbaik di dunia berkelanjutan, dan itulah mengapa mobil premium dan sustainability akan menjadi lebih tak terpisahkan dari sebelumnya," kata Zipse.


Baca juga: BMW targetkan setengah penjualannya berasal dari EV pada 2030

Baca juga: Mengenal teknologi pencahayaan dinding Jakarta International Stadium

Baca juga: MINI Indonesia hadirkan diler pertama di Bandung
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021