Penarikan tersebut berawal pada lengan suspensi bawah bagian depan kendaraan terdapat ada yang retak yang nantinya bisa dapat mengakibatkan lengan suspensi tersebut terpisah dari roda depan.
Dalam kasus ini, Toyota menegaskan bahwa pelat baja khusus yang digunakan oleh pemasok untuk memproduksi lengan suspensi bawah bagian depan ini mungkin telah retak pada beberapa bagian permukaannya.
Dikutip dari carsCoops, Kamis, pembuat mobil asal Jepang itu menambahkan jika kendaraan dengan lengan suspensi bawah bagian depan yang terkena dampak itu sering digerakkan dengan akselerasi dan perlambatan yang cepat selama masa pakai, retakan pada lengan yang terdampak itu dapat merambat dan lengan suspensi akhirnya dapat terpisah dari roda depan dan bisa meningkatkan risiko kecelakaan.
Sebanyak 9.502 model RAV4 yang harus ditarik. Dari jumlah tersebut, 7.330 contoh adalah RAV4 bertenaga ICE sementara 2.172 adalah model hybrid RAV4. Kendaraan yang terkena dampak penarikan diproduksi antara 25 September 2019 dan 29 Oktober 2019.
Pabrikan mobil belum dapat memberikan perkiraan persentase kendaraan yang benar-benar mengandung cacat. Penarikan kembali akan dimulai pada 12 Juli 2020, dan Toyota akan menjangkau pemilik dan mengganti kedua lengan suspensi depan lebih rendah secara gratis.
Pembuat mobil mencatat bahwa tidak ada kendaraan Toyota atau Lexus lain yang dijual di AS yang dilengkapi dengan lengan suspensi bawah bagian depan yang diproduksi dengan baja yang disebutkan sebelumnya dari Nippon Steel Corporation di Jepang.
Baca juga: Toyota Alphard, Vellfire, RAV4, dan Raize dapat bintang lima uji JNCAP
Baca juga: Toyota masih enggan bawa Rav4 ke Indonesia
Baca juga: Toyota luncurkan RAV4 generasi baru
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020