Jakarta (ANTARA) - Otoritas transportasi London pada Senin (25/11) menolak untuk memperbaharui lisensi operasi ride sharing Uber, menyusul risiko keselamatan yang bisa terjadi pada penumpang.
"Transport for London (TfL) telah menyimpulkan tidak akan memberikan Uber London Limited (Uber) lisensi operator persewaan swasta baru sebagai tanggapan atas aplikasi terbaru mereka," demikian pernyataan Otoritas transportasi London dilansir AFP.
TfL pada Senin mengatakan ada "kesalahan", termasuk menggunakan pengemudi yang tidak sah dengan memakai akun pengemudi lain untuk menjemput penumpang.
Hal itu menimbulkan potensi kerawanan keamanan bagi penumpang Uber di London.
Baca juga: Bekas insinyur Google dituduh bersekongkol curi rahasia mobil otonom
Baca juga: Uber terancam ditarik dari Austria
Otoritas transportasi mengatakan hal itu terjadi 14.000 kali dan membahayakan pengguna. Bahkan jika terjadi hal buruk, kejadian itu akan membatalkan asuransi karena pengemudi tidak sesuai dengan aplikasi.
Sejumlah perjalanan yang tercatat pun dilakukan pengemudi tak berlisensi, pengemudi yang sedang diskors bahkan sudah diberhentikan.
Uber yang memiliki sekitar 3,5 juta pelanggan dan 50.000 pengemudi di London menepis tuduhan itu, dengan menyebutkan bahwa itu adalah "salah" dan mereka siap mengajukan banding.
Penolakan TfL terjadi sejalan dengan protes pengemudi taksi konvensional Black Cab di London. Penangguhan lisensi juga bukan kali pertama terjadi untuk Uber di ibu kota Inggris.
Pada September, Uber diberikan lisensi perpanjangan dua bulan setelah berakhirnya perjanjian 15 bulan sebelumnya. Perpanjangan itu tergantung pada peningkatan keselamatan penumpang, demikian AFP.
Baca juga: Pengemudi Uber di Amerika rencanakan aksi protes
Baca juga: SoftBank dan Toyota berencana suntik modal untuk Uber swakemudi
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019