Cruise, anak perusahaan General Motors yang bergerak di bidang teknologi kendaraan otonom, mengumumkan telah menandatangani kemitraan jangka panjang dengan raksasa layanan ride-hailing, Uber, untuk membawa robotaksinya ke platform ride-hailing tersebut pada 2025.
Cruise tidak menyebutkan secara pasti kapan pelanggan akan mulai melihat kendaraannya di platform Uber, namun seorang juru bicara Cruise mengatakan kepada TechCrunch bahwa kemitraan ini akan diluncurkan setelah layanan Cruise yang sepenuhnya otonom kembali dioperasikan.
Pengumuman ini menjadi indikasi bahwa Cruise sedang mempersiapkan untuk memperkenalkan kembali robotaksinya ke jalan raya setelah insiden pada bulan Oktober lalu di mana salah satu kendaraannya menabrak seorang pejalan kaki.
Baca juga: Uber gandeng BYD sediakan 100 ribu mobil listrik
Baca juga: Kendaraan otonom WeRide dapat izin bawa penumpang di California
Pengumuman ini juga mengikuti pernyataan CEO Uber, Dara Khosrowshahi, yang baru-baru ini memposisikan perusahaan ride-hail tersebut sebagai mitra ideal bagi perusahaan kendaraan otonom yang ingin mengomersialisasikan teknologinya.
Uber sebelumnya telah bermitra dengan Waymo dalam operasional ride-hail. Kendaraan Waymo telah tersedia di aplikasi Uber di Phoenix sejak Oktober 2023.
Sebelum insiden keselamatan tersebut—yang mengakibatkan hilangnya izin Cruise untuk beroperasi secara otonom di California dan menghentikan operasional armada mereka di AS—perusahaan ini telah berkembang ke wilayah baru dengan cepat.
Cruise mengenakan biaya untuk layanan tumpangan otonom di San Francisco, Austin, Houston, dan Phoenix, serta telah memulai pengujian tanpa pengemudi di Miami.
Cruise mulai menguji robotaksinya secara manual lagi di Phoenix pada April 2024, dan sejak itu telah memperluas pengujian tersebut ke Dallas dan Houston.
Perusahaan ini juga berupaya menjalin hubungan baik dengan regulator saat bersiap untuk kembali meluncurkan layanannya.
Cruise mengumumkan bahwa mereka telah menarik kembali armada 1.194 kendaraan otonomnya untuk menyelesaikan investigasi keselamatan federal terkait masalah pengereman mendadak.
Pada bulan Juni, Cruise setuju untuk membayar denda sebesar 112.500 dolar AS (Rp1,7 miliar) kepada regulator California karena kesalahan penanganan komunikasi terkait insiden tahun lalu. Penyelesaian ini menempatkan Cruise dalam posisi untuk melanjutkan operasinya di negara bagian tersebut. Demikian dikutip dari TechCrunch, Kamis (22/8) waktu setempat.
Cruise tidak menyebutkan secara pasti kapan pelanggan akan mulai melihat kendaraannya di platform Uber, namun seorang juru bicara Cruise mengatakan kepada TechCrunch bahwa kemitraan ini akan diluncurkan setelah layanan Cruise yang sepenuhnya otonom kembali dioperasikan.
Pengumuman ini menjadi indikasi bahwa Cruise sedang mempersiapkan untuk memperkenalkan kembali robotaksinya ke jalan raya setelah insiden pada bulan Oktober lalu di mana salah satu kendaraannya menabrak seorang pejalan kaki.
Baca juga: Uber gandeng BYD sediakan 100 ribu mobil listrik
Baca juga: Kendaraan otonom WeRide dapat izin bawa penumpang di California
Pengumuman ini juga mengikuti pernyataan CEO Uber, Dara Khosrowshahi, yang baru-baru ini memposisikan perusahaan ride-hail tersebut sebagai mitra ideal bagi perusahaan kendaraan otonom yang ingin mengomersialisasikan teknologinya.
Uber sebelumnya telah bermitra dengan Waymo dalam operasional ride-hail. Kendaraan Waymo telah tersedia di aplikasi Uber di Phoenix sejak Oktober 2023.
Sebelum insiden keselamatan tersebut—yang mengakibatkan hilangnya izin Cruise untuk beroperasi secara otonom di California dan menghentikan operasional armada mereka di AS—perusahaan ini telah berkembang ke wilayah baru dengan cepat.
Cruise mengenakan biaya untuk layanan tumpangan otonom di San Francisco, Austin, Houston, dan Phoenix, serta telah memulai pengujian tanpa pengemudi di Miami.
Cruise mulai menguji robotaksinya secara manual lagi di Phoenix pada April 2024, dan sejak itu telah memperluas pengujian tersebut ke Dallas dan Houston.
Perusahaan ini juga berupaya menjalin hubungan baik dengan regulator saat bersiap untuk kembali meluncurkan layanannya.
Cruise mengumumkan bahwa mereka telah menarik kembali armada 1.194 kendaraan otonomnya untuk menyelesaikan investigasi keselamatan federal terkait masalah pengereman mendadak.
Pada bulan Juni, Cruise setuju untuk membayar denda sebesar 112.500 dolar AS (Rp1,7 miliar) kepada regulator California karena kesalahan penanganan komunikasi terkait insiden tahun lalu. Penyelesaian ini menempatkan Cruise dalam posisi untuk melanjutkan operasinya di negara bagian tersebut. Demikian dikutip dari TechCrunch, Kamis (22/8) waktu setempat.
Baca juga: Mercedes-Benz raih lisensi uji coba kendaraan otonom di China
Baca juga: Nissan berencana tawarkan layanan mobilitas otonom pada 2027
Baca juga: Waymo tarik dan perbarui perangkat lunak robotaxi
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024