Jakarta (ANTARA News) - Bagi para pemudik yang mengemudikan mobil pribadi dalam jarak jauh, kelelahan menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi menghindari risiko terjadinya kecelakaan.

Pasalnya, pebalap nasional yang juga pendiri lembaga pelatihan keselamatan berkendara Rifat Drive Labs, Rifat Sungkar, menuturkan bahwa seorang pengemudi yang kelelahan memiliki risiko mengalami kecelakaan 20 kali lipat lebih besar ketimbang mereka yang bugar.

Kelelahan bukan sekadar menghilangkan kewaspadaan, menimbulkan kantuk bahkan tertidur saat mengemudikan mobil, ia juga mengurangi kemampuan penilaian, melambankan pengambilan keputusan bahkan menurunkan kemampuan berkendara.

Oleh karena itu, Rifat menyarankan pengemudi agar terus berkendara dan mengenali kapan gejala kelelahan mulai melanda dengan mengingat beberapa tanda kelelahan.

Tanda pertama adalah hilangnya kewaspadaan, yakni keadaan di mana pengemudi tidak dapat merespon atau bergerak dengan cepat dalam keadaan darurat ataupun pengambilan tindakan keamana selaiknya kondisi normal.

Tanda kedua adalah mengantuk, yakni perasaan kantuk dan sedikit melayang hingga tertindur saat berkemudi kadang tidak disadari. Ia menekankan bahwa kondisi seperti ini kerap menyebabkan mobil berada keluar dari lintasan bahkan berujung kecelakaan.

Kemudian tanda selanjutnya adalah tertidur saat berkendara, beberapa kejadian buruk mengenai kecelakaan tunggal penyebabnya adalah pengendara tertidur ketika sedang mengemudi, sehingga tidak dapat mengendalikan mobil atau mengambil keputusan dengan tepat sebelum terjadi tabrakan.

"Penyebab kelelahan ada tiga faktor, yakni tidur, kerja dan kesehatan," katanya dalam keterangan tertulis saat berbagi kiat mudik.

Ketiga faktor tersebut, lanjut Rifat, bisa diantisipasi dengan cara sederhana yakni waktu tidur yang cukup serta menjaga asupan makanan.

Faktor tidur biasanya sebagai akibat dari adanya gangguan atau kurang tidur, atau akumulasi waktu tidur yang kurang dan atau kurangnya waktu tidur dalam waktu panjang atau lebih dari 17 jam.

Sementara faktor kerja bisa jadi ditimbulkan dari waktu kerja yang lama hingga tidak ada waktu pengganti beristirahat dari pekerjaan.

Sedangkan faktor kesehatan, memperhatikan kondisi pengemudi apakah kurang sehat kala berkendara atau tengah mengkonsumsi obat-obatan berdasar resep dokter.

Rifat menyebutkan kunci yang paling utama untuk mengatasi kelelahan adalah tidur atau beristirahat.

"Tidur yang cukup dan beristirahat," katanya, sembari melanjutkan "tujuh setengah jam merupakan waktu yang harus anda gunakan untuk tidur dan istirahat."

Apabila kurang dari itu, risikonya pengemudi harus lebih berwaspada dan hati-hati saat berkendara.

Selain itu asupan makan yang cukup dan tidak berlebihan juga dapat membantu mengatai kelelahan pengemudi.
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015