"Target penjualan tahun ini tidak melebihi realisasi penjualan pada 2018 yang berjumlah sekitar 2.400 unit," kata
Chief Executive Officer (CEO) PT Wahana Inti Selaras selaku distributor truk Volvo, Bambang Prijono di Bogor, Kamis.
Langkah penentuan target yang tak lebih dari realisasi penjualan tahun lalu, menurut Bambang, karena iklim usaha tambang nasional yang sedang lesu, khususnya sektor batu bara.
"Segmen pasar utama Volvo Trucks Indonesia adalah pengusaha pertambangan, khususnya batu bara. Segmen itu mendominasi pasar truk Volvo hingga 90 persen," kata dia.
Meski begitu, Bambang optimistis dengan target 2.000 unit pada 2019 ini Volvo tetap menjadi pemimpin pasar truk di kelas lebih dari 24 ton di Indonesia.
"Hingga periode Januari-Mei 2019 ini kami masih menjadi pemimpin pasar dengan sebanyak 37 persen dari total pasar truk kelas di atas 24 ton di Indonesia," kata dia.
Bambang berharap iklim usaha tambang, khususnya batu bara segera membaik dengan kembali normalnya harga komoditas tambang tersebut sehingga kinerja penjualan Volvo juga terdampak positif.
Selain itu, setelah meluncurkan fitur teknologi Volvo Dynamic Steering (VDS) yang mereka sebut sangat memperingan sistem kemudi, Volvo berharap itu akan berkontribusi positif pada penjualan truk mereka.
"Teknologi yang menggabungkan 'power steering' hidrolik konvensional dengan motor listrik ini diharapkan akan menjadi daya pikat truk Volvo bagi konsumen di pasar nasional," kata Bambang usai peluncuran fitur VDS pada truk Volvo seri FMX di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Teknologi VDS Volvo bikin truk semakin mudah dikendalikan
Baca juga: Volvo gandeng startup Varjo ciptakan VR pengujian mobil otonom
Video
Pewarta: Aditya Pradana Putra
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019