Pada mesin sepeda motor untuk balap membutuhkan busi tipe dingin guna menstabilkan panas dari mesin. Dengan penggunaan busi yang tepat, maka mesin akan sempurna saat mengoperasikan gerakan piston, dan tidak menghasilkan panas berlebihan pada komponen itu.
Haris Sakti Prabowo, mekanik tim Astra Motor Racing Team (ART) Yogyakarta untuk pembalap Fitriansyah Kete, mengatakan pemakaian busi Uma Racing "Laser Iridium" AB9R berperan banyak dalam menyempurnakan sistem pembakaran pada mesin.
"Saya akui, kalau busi Uma Racing 'Laser Iridium’ AB9R yang secara teknologi memang dirancang untuk balap. Bisa membuat sistem pembakaran pada mesin sangat sempurna," kata Haris Sakti Prabowo yang akrab disapa Mlethiz dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Baca juga: Benarkah busi racing tingkatkan performa kendaraan standar?
Ia menjelaskan, busi tipe dingin itu memiliki tiga side electrode yang mampu memberikan titik api yang fokus. Hal itu berbeda dengan busi yang hanya memiliki satu side electrode karena titik api terkadang bisa meloncat atau tidak tepat.
"Jadi jelas itu bisa menyebabkan pembakaran pada mesin motor tidak sempurna. Selain itu busi terbaru ini juga tergolong busi bertipikal dingin. Jadi lebih bisa menstabilkan panas mesin," ungkap Mlethiz.
Pria yang juga dikenal sebagai engine builder itu juga menjelaskan bahwa busi Laser Iridium bisa menghasilkan pambakaran di ruang bakar yang sempurna dan merata.
Selain itu, ia menambahkan, busi Uma Racing yang juga diproduksi untuk penggunaan harian melalui tipe AB8R juga bisa memberikan panas mesin yang konsisten dan juga awet.
"Ketahanan inilah yang sebenarnya dibutuhkan buat mesin motor balap. Meski kuda besi tadi dipacu dengan kecepatan tinggi, mesinnya tidak mengalami panas yang berlebihan (over heat). Tapi lebih stabil dan bisa bertahan hingga berakhirnya putaran lap dengan kecepatan maksimal," tutup Mlethiz.
Baca juga: Busi Brisk dari Ceko masuk pasar Indonesia
Baca juga: Pencuri gondol tas setelah pecahkan kaca mobil dengan logam inti busi
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018