Jakarta (ANTARA news) - Hyundai Motor  meningkatkan peluang bisnis di pasar Asia Tenggara yang tengah tumbuh dengan menginvestasikan dana sebesar 250 juta dolar AS di Grab Singapura, guna bersaing dalam perlombaan transportasi era baru. 

Investasi ini adalah yang terbesar yang dilakukan oleh Hyundai untuk sebuah perusahaan teknologi otomotif. Hal ini menandakan adanya pergeseran dalam strategi bisnis para konglomerat Korea Selatan yang biasanya menghindari kemitraan dalam mendukung pengembangan teknologi sendiri. 

Dilansir Reuters, Rabu, Hyundai dan afiliasinya Kia Motors Corp akan meluncurkan proyek percontohan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada tahun depan, dimulai dengan Singapura, di mana 200 kendaraan listrik akan disewakan kepada pengemudi Grab, kata Hyundai dalam sebuah pernyataan.

Proyek itu nantinya akan diperluas ke negara lainnya termasuk Malaysia dan Vietnam, di mana pasar untuk mobil bertenaga "tradisional" didominasi oleh Jepang.

Langkah ini dilakukan oleh Hyundai karena penjualan di dua pasar terbesarnya, yakni China dan Amerika Serikat berjalan lamban, sementara harga saham mereka telah jatuh hampir sepertiga tahun ini.

Hyundai telah bergabung dalam perlombaan global untuk berinvestasi di perusahaan ride-hailing, karena kepemilikan mobil secara luas diperkirakan akan turun, sebagai bagian dari meningkatnya pilihan layanan berbagi mobil di kota-kota besar. 

"Tidak hanya Hyundai, tetapi semua produsen otomotif global telah menyadari bahwa menghasilkan pendapatan semata-mata dari penjualan kendaraan bukanlah pilihan yang berkelanjutan dan layak," kata Chief Innovating Officer Hyundai, Chi Young-cho, kepada para wartawan di Seoul.

Awal tahun ini, Hyundai mengatakan menginvestasikan 25 juta dolar AS untuk 0,45 persen saham di Grab, bergabung dengan investor lain seperti perusahaan Didi Chuxing, perusahaan Jepang SoftBank Group Corp dan Toyota Motor Corp.

Grab mengatakan sejauh ini telah mengumpulkan 2,7 miliar dolar AS dari pendanaan, termasuk investasi terbaru Hyundai, dan berada pada jalur untuk menarik lebih dari 3 miliar dolar AS pada akhir tahun ini. Presiden Grab Ming Maa mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan belum memiliki rencana untuk go public.

Maa mengatakan kemitraan ini akan membantu Grab menurunkan kepemilikan mobil dan biaya operasi untuk para pengemudi. 

Hyundai sendiri berharap dapat meluncurkan layanan berbagi-tumpangan sendiri di pasar terpilih pada tahun depan. Chi mengatakan pihaknya tengah melihat peluang untuk melakukan akuisisi, tetapi sayangnya dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal itu

Hyundai juga memiliki tujuan untuk mengumpulkan data, seperti proses pengisian baterai dari mobil yang disewakan ke Grab, guna mengembangkan kendaraan yang lebih baik untuk pasar Asia Tenggara. 

Perusahaan itu juga berharap dapat mengeksplorasi kemungkinan membangun pabrik di wilayah tersebut dalam jangka panjang.

Pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara sangat kecil. Hanya 142 mobil bertenaga baterai yang kemungkinan akan dijual di pasar pada tahun ini, dibandingkan enam tahun lalu, berdasarkan data yang ditunjukkan oleh peneliti pasar LMC Automotive.

Penjualan kendaraan listrik tahun ini kemungkinan akan mencapai 693.894 unit di China dan 172.744 unit di Amerika Serikat, masih berdasarkan sumber data yang sama.

Baca juga: "N" merek baru mobil berperforma tinggi dari Hyundai

Baca juga: Model Genesis Hyundai terjual 200.000 unit dalam pasar global
Penerjemah: Fathur Rochman
Copyright © ANTARA 2018