General Manager Business Development PT KMI, Harry Yanto, mengatakan Kia Grand Sedona diesel memiliki segmen konsumen yang berbeda dengan tipe bermesin bensin, sehingga pihaknya tetap menjual varian bensin yang sudah mengaspal sejak 2016 di Indonesia itu.
"Iya, tipe bensin akan tetap kami jual karena kami melihat ada segmen yang berbeda antara pengguna mesin bensin dan diesel. Jadi tetap kami lanjutkan," kata Harry Yanto kepada wartawan pada peluncuran Kia Grand Sedona Diesel di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Rabu.
Ia menjelaskan, Grand Sedona Diesel memiliki segmen konsumen yang khusus antara lain, sebelumnya sudah pernah memiliki kendaraan diesel, baik dari segmen SUV atau MPV berukuran besar.
"Secara demografi, kami menyasar kepada laki-laki yang usianya lebih dari 40 tahun. Pekerjaannya wirausaha atau jika kalangan profesional, berjabatan general manajer, dengan penghasilan Rp40juta per bulan," kata dia.
Baca juga: Kia Grand Sedona Diesel resmi mengaspal, berapa harganya?
"Target kami pengguna mobil mesin diesel," katanya. "Kendaraan yang mereka pakai saat ini adalah kendaraan diesel atau pemakai SUV atau big MPV. Inilah orang-orang yang sangat memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan, berani tampil beda dengan yang lain."
Grand Sedona Diesel merupakan kendaraan keluarga segmen premium yang menggunakan mesin 2.2L CRDI generasi ketiga yang menghasilkan tenaga maksimal 200ps pada 3.800Rpm dan torsi 45.0kgm pada 1.750-2.750rpm.
Kia Grand Sedona Diesel hadir dalam delapan pilihan dan dijual Rp595 juta berstatus on the road (OTR) Jakarta. Sedangkan versi mesin bensin dijual mulai Rp 503 juta untuk tipe Grand Sedona AT.
Berdasarkan data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada semester pertama 2018, Kia Grand Sedona tipe bensin terjual sebanyak 24 unit. Adapun sepanjang 2017 terjual 90 unit, mengacu pada data tersebut.
Baca juga: Kia Grand Sedona akhirnya masuk Indonesia
Baca juga: All New Rio pimpin penjualan KIA selama GIIAS 2017
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018