Alasan mereka, selain karena berkualitas rendah juga karena pabrikan otomotif memang menyarankan pemakaian BBM dengan oktan minimal 92.
“Kami tidak pernah mengimbau para member untuk mempergunakan BBM tertentu. Namun karena sudah merasakan sendiri perbedaan antara BBM oktan rendah dan tinggi, serta anjuran dari perusahaan otomotif, maka hampir seluruh anggota kami mempergunakan BBM RON minimal 92, seperti seri Pertamax,” kata Ketua Umum Terios-Rush Club Indonesia (TeRuCi) Budi Sunarto, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa malam.
Menurut Budi, dari hampir seluruh anggota TeRuCi yang berjumlah 2.600 orang memang mempergunakan BBM dengan RON minimal 92. Kalaupun ada yang masih mempergunakan Premium, angkanya sangat kecil yakni di bawah 5 persen.
Anggota TeRuCi pengguna Premium tersebut, menurut Budi, adalah pemilik Rush atau Terios keluaran lama. Jumlah itu pun diperkirakan akan terus berkurang, seiring dengan kesadaran anggota mengenai dampak buruk penggunaan Premium.
“Karena banyak juga pemilik Terios atau Rush keluaran lama yang migrasi dari Premium ke Pertamax. Namun setelah merasakan manfaat BBM RON 92, mereka umumnya enggan kembali memakai Premium,” kata Budi.
Budi tidak menampik bahwa Premium memang berdampak buruk terhadap kinerja kendaraan bermotor. Apalagi, jika dipaksa digunakan untuk perjalanan jarak jauh seperti mudik.
“Kalau pakai Premium, ruang bakar lebih kotor dan akselerasi lebih lambat. Hal ini bertolak belakang dengan BBM oktan 92. Bahkan, penggunaan BBM RON tinggi tersebut, ternyata juga lebih irit. Beberapa anggota sudah pernah menghitung,” kata Budi.
Begitu pula pada mudik kali ini, menurut Budi, hampir seluruh anggota mempergunakan BBM RON tinggi. Sebagian dari anggota TeRuCi pada Lebaran ini mudik ke Sumatera dan Jawa Timur atau Jawa Tengah. Bahkan, ada pula yang melakukan touring ke Bali, dengan perkiraan jarak tempuh sekitar 2.000 Km pulang pergi.
Tidak hanya TeRuCi, komunitas otomotif lain yaitu Honda Odyssey Community Indonesia (HOCI) mengaku seluruh anggotanya sama sekali tidak mempergunakan Premium. Seperti disampaikan mantan Ketua Umum HOCI Gandhi Nugroho, mereka mempergunakan BBM dengan RON minimal 92.
“Penggunaan BBM RON minimal 92 itu atas anjuran Honda. Kalau dipaksa pakai Premium, mesin bisa rusak,” kata pria yang akrab disapa Doel tersebut.
Menurut Doel, seluruh anggota HOCI sudah sadar terkait kualitas BBM yang ada saat ini. Baik Premium yang bisa berakibat buruk terhadap ruang bakar dan mesin secara keseluruhan, maupun BBM RON tinggi yang memang bisa mendukung performa kendaraan dan keawetan mesin.
“Kami semua di HOCI sudah paham mengenai hal itu. Kami sependapat dengan pakar ITB beberapa waktu lalu, bahwa Premium bisa merusak mesin dan bahwa BBM yang sangat dianjurkan adalah yang memiliki oktan minimal 92,” kata Doel.
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018