Tangerang (ANTARA News) - Agen pemegang merek Renault di Indonesia, PT Auto Euro Indonesia, bertekad untuk meningkatkan eksistensi mereka di pasar otomotif Indonesia sebagai wujud optimisme menyambut tahun 2017.

Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Indomobil Sukses International, yang merupakan perusahaan induk Renault Indonesia, Jusak Kertowidjojo di sela-sela pembukaan gerai bersama Renault dan PT Autobacs Indomobil Indonesia (Autobacs) di Supermall Karawaci, Tangerang, Senin.

Salah satu caranya adalah memperlebar bentang produk yang bisa dipenetrasi Renault di pasar otomotif Indonesia, yang sebelumnya hanya lewat SUV 4x4 Duster menjadi lebih banyak dengan kehadiran city car Kwid dan SUV lima penumpang Koleos, yang sebetulnya diperkenalkan sejak Oktober 2016 namun baru mulai tiba di tangan pelanggan sejak Januari 2017 lalu.

"Sekarang kami mau betul-betul aktif di Indonesia. Memang belum ada target apa-apa, cuma modelnya menjadi banyak," kata Jusak.

"Biasanya masalah utama mobil-mobil Eropa itu harga yang tidak terjangkau, karena daya beli di sini berbeda dengan daya beli di Eropa. Nah, kami betul-betul masukkan mobil yang terjangkau daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya," ujar Jusak menambahkan.

Jusak merujuk pada Kwid dan Duster, yang masing-masing dipasarkan dengan banderol Rp117,7 juta dan Rp460-495 juta.

"Kami memasukkan mobil-mobil yang sesuai dengan daya beli orang Indonesia, kalau tidak ya orang-orang itu saja yang beli, ini misalnya ada Kwid yang harganya cuma Rp117 juta-an, banyak orang yang bisa beli," katanya.


Empat Digit

Marketing Communication Renault Indonesia, Ario Soerjo, menegaskan kembali target mereka pada 2017 untuk menembus angka penjualan empat digit dengan tiga model yang mereka pasarkan di Indonesia, setelah 2016 lalu mereka menjual sebanyak 134 unit saja, yang kesemuanya dari model Duster.

"Tahun lalu cuma di kisaran seratus unit penjualan kami. Dan dari tahun lalu kami sudah bilang bahwa tahun ini prospek jualan proyeksi masuk empat digit, dengan tiga model yakni Duster, Koleos dan Kwid," kata Ario.

Kwid, yang dipasarkan dengan harga paling terjangkau, diyakini Ario bakal menjadi tulang punggung penjualan Renault di Indonesia tahun 2017.

Sementara untuk Januari 2017, menurut Ario, Renault melaporkan penjualan 32 unit kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang disumbangkan oleh Kwid dan Koleos.

"Seharusnya Kwid dan Koleos kan Desember mulai pengiriman ke pelanggan, namun kami akui ada sedikit keterlambatan shipment sehingga serah terima gelombang pertama pemesanan setelah luncur Oktober 2016 lalu baru Januari 2017," kata Ario.

Ario mengakui bahwa pihaknya saat ini sudah menerima pemesanan dari pelanggan dengan perkiraan pengiriman hingga April-Mei 2017, jika mengacu pada pembagian 1.000 unit penjualan sepanjang tahun.

"Pemesanan sudah untuk pengiriman April-Mei, ya dikira-kira saja kalau 1.000 unit setahun berapa ekspektasi per bulan, itu untuk semua campur Kwid dan Koleos," kata Ario.

Ario mengungkapkan pihaknya masih mempelajari peluang untuk menghadirkan versi transmisi otomatis untuk Kwid, yang memang pasarnya sebagian besar di kota-kota besar yang identik dengan preferensi penggunaan transmisi otomatis ketimbang manual.

Selain ketiga model tersebut, Renault juga melayani pelanggan yang tertarik untuk mendapatkan model-model lain seperti Captur, Clio dan Megane.

"Semuanya tergantung pemesanan, karena itu CBU Eropa dari Prancis dan impord dutynya kan naik 50 persen sejak tahun lalu. Bicara harga tidak kompetitif, tetapi kalau ada yang mau kami terima," kata Ario.

"Daftar harganya tergantung pemesanan. Megane masih di kisaran Rp800 juta, Clio Rp600 juta dan Captur masih Rp400 juta. Harga Captur dan Koleos hampir sama," ujarnya menambahkan.

Selain itu, Ario mengaku pihaknya masih mempelajari peluang untuk memasarkan model-model baru Renault di Indonesia.

"1.000 unit untuk tiga model itu bukan target muluk. Realistis. Kami masih pelajari model baru," katanya.
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017