Executive General Manager Marketing TAM Fransiscus Soerjopranoto di Jakarta, Rabu, menjelaskan sejak tahun 2012 permintaan MPV kecil, Toyota Avanza, untuk taksi telah muncul, terutama di luar kota, seperti Yogyakarta. Namun saat itu, pihaknya belum menggarap pasar tersebut secara serius.
Seiring dengan berkembangnya bisnis taksi berbasis aplikasi online dan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, pihaknya melihat ada peluang untuk mengembangkan pasar L-MPV ke segmen taksi.
Apalagi, menurut dia, para pemilik perusahaan taksi memberi masukan bahwa konsumen kendaraan umum non-trayek itu lebih menyukai naik MPV dibandingkan sedan, karena kendaraan serbaguna itu bisa mengangkut banyak penumpang dan barang.
"Kami melihat ada potensi yang perlu di Jawab Toyota," kata Soerjo, sapaan akrab Fransiscus Soerjopranoto.
Oleh karena itulah, lanjut dia, TAM mengembangkan Toyota Transmover berbasis model Avanza dengan mesin 1.300 cc, yang telah di-“downgrade” sehingga harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan Avanza tipe E (terendah) sekalipun. "Harganya sekitar Rp143 juta on the road Jakarta," ujar Soerjo.
GM Produk Komersial TAM Bansar Maduma menambahkan sejak 2012 permintaan Toyota Avanza tipe E terus meningkat dari 10 persen pada 2012 merangkak naik signifikan ketika marak bisnis taksi online, menjadi 19 persen. Sementara penjualan Avanza tipe G cenderung menurun, dan Veloz (varian tertinggi Avanza) stabil.
Kondisi itu, membuat pihaknya berpikir untuk membuat varian baru untuk yang lebih ekonomis untuk bisnis taksi yang kini persaingannya pun semakin ketat.
"Ada 10 perbedaan antara Avanza tipe E dengan Toyota Transmover," ujar Bansar.
Kendati mengusung model dan mesin yang sama 1.300 dual VVTi, Transmover dibuat lebih ekonomis antara lain melalui door trim tanpa material kain, tanpa audio, bahan kursi perpaduan kain dan vinyl, dan pelek kaleng tanpa mud guard.
Radiator grill pun dibuat beda dengan material yang lebih mudah diperbaiki bila mengalami kecelakaan. Demikian pula dengan spion. “Namun fitur keselamatan tetap tidak dikurangi, seperti airbag dan seat belt,” kata Bansar.
Sebelumnya, Toyota telah menggarap pasar taksi melalui sedan Limo yang pasarnya terus menurun seiring dengan anjloknya bisnis taksi konvensional, akibat kalah bersaing dengan taksi online.
Sementara itu, Ketua Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) DKI Jakarta, H Shafruhan Sinungan, mengatakan Toyota Transmover bisa menjadi alternatif para pengusaha taksi untuk melakukan peremajaan armada mereka dan memperpanjang izin bisnis taksi.
"Harga Toyota Limo sekarang sudah di atas Rp200 juta per unit, sedangkan Tranmover hanya sekitar Rp140 jutaan per unit, buat kami ini lebih efisien dan sesuai kebutuhan konsumen pula," kata Shafruhan.
Pewarta: RIsbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016