Denpasar (ANTARA News) - Direktur Perencanaan Perusahaan PT Mazda Motor Indonesia, Taku Yamafuji, yakin kehadiran New Mazda6, sedan papan atas lini produksi mereka yang dilengkapi berbagai fitur canggih dan cerdas, diterima publik Indonesia.
“Kami tahu bukan yang nomor satu dalam segmen ini namun keunggulan produk kami bisa memenuhi harapan pecinta berkendara yang memiliki keperluan tentang ini,” kata dia, di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Tipe sedan lini produksi terkini Mazda ini baru diluncurkan pada akhir April lalu di Jakarta.
Perusahaan otomotif Jepang itu menyelenggarakan uji kendara bagi jurnalis nasional di Bali selama dua hari. Lini produksi yang dihadirkan adalah New Mazda6 dan mobil SUV medium CX5 dalam beberapa varian (CX-5 2.5L 6AT urban, CX-5L 6 AT Touring, dan CX-5L 6AT Grand Touring). SUV ini disebut-sebut sebagai jawaban atas Honda CRV yang sama kelas dan kisaran harganya (sekitar Rp440-450 juta perunit).
Yang cukup istimewa adalah kehadiran New Mazda6 yang hadir dengan warna sole red. Selain kandungan teknologi SkyAktiv yang menjadi kekuatan Mazda selain rancangan berfilosofi Kodo, warna sole red ini memberi sensasi tersendiri dan menjadi "pembawa bendera Mazda" kali ini.
Menurut pabrikan, warna khusus ini akan mampu “menggoda” calon konsumen New Mazda6. Bagian yang terpapar cahaya akan berwarna merah dengan fokus-fokus yang berkilau sedangkan yang tidak terpapar akan juga berwarna merah namun bernuansa berbeda.
Pabrikan menyatakan, ada teknik pengecatan khusus untuk menghasilkan sensasi itu, yang diaplikasikan dalam empat lapis cat plus lapisan pelindung vernis khusus. Warna sole red dijual Rp3 juta lebih mahal ketimbang warna lain (putih, sebagai misal).
Saat uji kendara, sedan premium Mazda yang dikatakan akan berhadapan dengan Toyota Camry dan New Honda Accord (di kelas kisaran harga sekitar Rp660 juta on the road), performa mesin, sistem suspensi, sistem rem, dan tingkat redaman kebisingan luar mampu dia beri secara baik.
Belum lagi kandungan teknologi cerdas dan interaktif SkyActiv, yang dicobakan dalam beberapa fitur utama, di antaranya yang terkait dengan keselamatan dan keamanan berkendara.
Dalam perjalanan tol Bali Mandara menuju kawasan Pantai Pandawa di Kabupaten Badung, fitur Lane-Keep Assist System mampu mengembalikan mobil pada jalur (lane) yang seharusnya alias semula secara seketika namun halus.
Fitur ini tidak bekerja sendirian, melainkan didahului Lane Warning Departure System, yang memberi peringatan kepada pengemudi jika mobil mulai melenceng dari jalur yang dia jalani. Peringatan itu bisa berupa suara, getaran, atau ikon tanda di dashboard.
Berkendara malam hari menjadi kenikmatan tersendiri bagi pengemudinya. Sistem alokasi dan pengaturan lampu utamanya menarik untuk “dinikmati”, yang oleh Mazda dinamakan Adaptive LED Headlamps.
Secara sederhana, sistem yang juga mengandalkan sensor dan radar (ada di bagian atas kaca depan tanpa merugikan bidang pandang pengendara) itu akan membaca kehadiran kendaraan di depan dia ataupun di lajur berlawanan.
Pada saat kendaraan di depannya hadir, maka komputer dengan kecerdasan buatan akan mengurangi paparan cahaya lampu utama di bagian yang mengenai obyek itu, apakah di bagian kanan atau kiri. Demikian halnya jika ada kendaraan di lajur berlawanan.
“Kami peduli dengan orang-orang yang juga ada di jalan. Tidak akan menyilaukan dan meningkatkan keamanan berkendara,” kata Fukuyama.
Persoalan pencahayaan pada malam hari diuji coba tersendiri bagi jurnalis otomotif, di jalur lurus, di Kabupaten Badung, Bali. Sistem mengatur fitur ini baru bekerja maksimal pada kecepatan di atas 45 kilometer perjam dan tongkat pengatur lampu pada posisi auto.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015