"Akan banyak model lagi yang dibuat, tergantung regulasi," kata CEO Mercedes-Benz Indonesia Dr Claus Weidner, pada wawancara khusus di sela-sela Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di Jakarta.
Lima model yang telah dirakit di Indonesia itu adalah C Class, E Class, M Class, GL Class, dan terakhir S Class.
Pada ajang IIMS tersebut, Mercedes-Benz meluncurkan S 400 L Executive yang dirakit di Indonesia dengan harga Rp2,089 miliar/unit.
Weidner mengatakan, hal itu membuktikan kompetensi tenaga kerja di Indonesia, karena Mercedes-Benz menerapkan standar kualitas sama untuk semua lokasi perakitan termasuk negeri asalnya Jerman.
Ia mengatakan pasar mobil premium di Indonesia saat ini sedang stagnan, namun Weidner optimistis permintaan pada tahun-tahun mendatang akan tetap tumbuh seiring dengan naiknya jumlah kelas menengah di negeri ini.
Weidner mengakui ada konsumen Indonesia yang meminta Mercedes-Benz teknologi terbaru namun masalahnya kualitas bahan bakar Indonesia tidak sesuai.
Sebagian besar mobil Mercedez-Benz telah menggunakan bahan bakar euro 6, sementara di Indonesia kualitas bahan bakarnya masih euro2.
"Bila dipaksakan masuk, maka mesin mobil akan rusak," ujar Claus.
Mercedes-Benz, kata dia, telah mulai merakit mobil sejak tahun 1970.
Selain di Indonesia, Mercedes Benz juga memiliki perakitan di negara lain di ASEAN yaitu Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014