Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong berbagai daerah untuk mencontoh Jakarta dalam mengadopsi transportasi massal listrik, salah satunya angkutan bus.

“Pemerintah juga mendorong untuk infrastruktur dalam bentuk transportasi bus. Memang kalau kita lihat, bus (listrik) itu Jakarta lebih progresif dibandingkan daerah lain,” kata Airlangga pada Green Initiative Conference Kumparan di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa.

“Tentu saya berharap bahwa daerah lain juga bisa segera mengikuti Jakarta agar penggunaan transportasi massal juga berbasis listrik,” tambahnya.

Baca juga: TransJakarta gandeng PT Pindad untuk percepat elektrifikasi armada

Meski begitu, Ia menyadari bahwa saat ini tidak semua daerah di Indonesia siap untuk menerapkan energi hijau, termasuk transportasi umum yang lebih ramah lingkungan.

“Tidak semua daerah siap transportasi umum hijau. Daerah kalau dengan insentif fiskal bisa jalan, tapi kalau dilepas sulit. Perlu investasi, tapi sementara di beberapa daerah ini tidak biasa investasi, biasanya biaya operasional. Makanya kita perlu investasi hijau baru,” jelas dia.

Airlangga menyebut, penggunaan kendaraan listrik pada transportasi publik diharapkan terus meningkat hingga 2035.

Baca juga: Indonesia tingkatkan penggunaan bus listrik tangani polusi udara

Untuk itu, kebijakan baru mengenai transportasi hijau, utamanya transportasi publik, sangat penting untuk dibentuk.

Diketahui, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menambah 200 unit bus listrik TransJakarta, pada akhir 2024.

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas udara, serta pelayanan angkutan umum di Jakarta.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memiliki 100 unit bus listrik yang beroperasi. Dengan adanya penambahan itu, total armada bus listrik akan mencapai 300 unit.

Baca juga: Distrik sekolah ini ganti seluruh armada busnya ke listrik

PT TransJakarta juga menargetkan armada bus listriknya mencapai lebih dari 10 ribu unit pada 2030. Peralihan ini bertujuan ke arah elektrifikasi transportasi publik masa depan.

"Coba bayangkan pada 2030 dengan mempertimbangkan pertumbuhan dan sebagainya armada sudah menyediakan kurang lebih 10.047 armada listrik," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama TransJakarta Mohamad Indrayana Oktober lalu.

Indrayana berharap adanya rencana dalam kurun waktu tujuh tahun ke depan ini mampu membuat transportasi publik bertenaga listrik bisa berkembang pesat.

Terlebih, pada 2027, pihaknya menargetkan sebanyak 50 persen armada TransJakarta sudah harus menggunakan listrik.

Kemudian, tahun 2030 sudah dipastikan 100 persen bertenaga listrik.

Baca juga: Transjakarta sebut sebanyak 200 bus listrik segera masuk koridor

Baca juga: Pengamat sebut ketersediaan SPKLU diperlukan untuk angkot listrik

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024