Jakarta (ANTARA News) - Karoseri Nusantara Gemilang yang siap memproduksi bus tingkat secara massal melakukan road test Jakarta-Sentul-Jakarta, Kamis (9/1).

"Meski di daerah masih banyak infrastuktur yang kurang memungkinkan karena banyak pohon dan kabel listrik melintang tapi dengan road test ini bisa dibuktikan kalau di Ibukota dan jalan-jalan utama bis ini bisa beroperasi dengan baik bahkan tidak memerlukan jalur khusus," kata Indarto, Kepala Produksi PT Karoseri Nusantara Gemilang dalam keterangan persnya di Sentul, Kamis (9/1)

"Saat ini masyarakat Jakarta dihadapkan masalah transportasi massal, dahulu bus tingkat pernah menjadi primadona transportasi ibukota," tambah Indarto.

Road test bus tingkat Gemilang Nusantara berangkat dari Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur menuju kawasan Sentul. Menaiki bis tingkat ini memberikan sensasi yang berbeda daripada menggunakan kendaraan pribadi.

Bus tingkat berwarna biru ini menyita perhatian banyak masyarakat di sepanjang jalan, tidak jarang ada yang berhenti sekedar memotret. Di tol Jagorawi penumpang bus Damri pun memberikan jempol tangannya kepada bus tingkat milik PT Karoseri Nusantara Gemilang ini.

"Pasti membangkitkan kenangan 20 tahun yang lalu ketika masih ada double decker di Jakarta," kata Indarto.

Ketika sampai di Kawasan Sentul pun bus ini dihadapkan dengan medan parkir yang terbatas namun teknologi rear steering yang memungkinkan roda belakang ikut membelok, memberikan kemudahan untuk parkir di ruas jalan yang sempit.

Dalam perjalanan pulang menuju Jakarta, bus ini melewati kawasan Cawang, Semanggi, Sudirman, Thamrin, dan nongkrong selama 15 menit di Kawasan Silang Monas. 

Di sepanjang Jalan Sudirman, keberadaan bus tingkat ini menarik perhatian penumpang Trans Jakarta yang berdiri penuh sesak, sebagaian di antaranya memotret dan melambaikan tangan.

Untuk road test kali ini menggunakan bus kelas VVIP sehingga perjalanan tidak terasa melelahkan karena air suspension yang nyaman, kursi mewah yang bisa memijit punggung, dan berbagai fasilitas seperti kulkas, televisi dan WiFi.

Di bus ini juga tersedia ruangan yang bisa dirubah sesuai keinginan pemilik. "Mau jadi apa bisa dicustom, bar, meja makan, ruang meeting, ruang tidur seperti caravan, bisa dipesan," kata Indarto.

"Belum terpikir untuk disewakan, tapi tidak menutup kemungkinan. Kami berharap ada support dari pihak swasta dan pemerintah yang mau menggunakan bis ini sebagai alternatif modal transportasi," kata Indarto ketika ada masyarakat di kawasan Sentul yang menghampiri awak bus ini untuk menanyakan harga sewa.

"Pembeli bisa request apa kebutuhannya, kita bisa rubah interior bus sesuai kebutuhan, mau yg mewah dilengkapi bar atau untuk kelas ekonomi kami bisa,"

Bus jumbo ini berkapasitas 60 orang dan untuk saat ini belum dicoba menggunakan interior kelas ekonomi yang memungkinkan mengangkut penumpang lebih banyak dengan satu ukuran bus.

"Semoga dilirik pemerintah, ini produksi dalam negeri. Silahkan menengok ke Kudus ada 200 tenaga kerja, mereka semua lulusan SMK otomotif," kata Indarto.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014